Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Rotan Asal Aceh, Aminah Beromzet hingga Rp 30 Juta Per Bulan

Kompas.com - 06/03/2018, 16:57 WIB
Raja Umar,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

ACEH BESAR, KOMPAS.com - Desa Keude Bieng, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kerajinan rotan rumahan. Setidaknya di sepanjang jalan utama Banda Aceh–Meulaboh Kilometer 11 itu terdapat lebih dari 10 tempat penjualan berbagai jenis kerajinan khas Aceh yang terbuat dari bahan baku rotan.

“Sekarang di Keude Bieng sudah banyak yang memiliki usaha kerajinan rotan, tapi yang pertama sekali usaha ini punya kami sejak tahun 1990. Rotan Dua Bersaudara ini saya teruskan dari usaha yang dirintis almarhum ibu saya,” kata Aminah (40), pengusaha kerajinan Rotan Dua Bersaudara, kepada Kompas.com, Senin (6/3/2018).

Aminah mengaku sudah lima tahun meneruskan usaha kerajinan itu dan mampu memproduksi 50 jenis model kerajinan tangan, misalnya tas, koper, tempat bola lampu listrik, tudung saji, tempat kue, tempat ikan, keranjang parsel, bunga, tempat cucian, kursi, meja, dan berbagai alat kebutuhan rumah tangga.

“Alhamdulillah sekarang sudah ada 50 jenis kerajinan tangan dari rotan saya buat. Kalau sedang banyak order, saya ajak warga di sini untuk bantu membuat sampai 20 orang. Tapi kalau lagi sepi, saya buat sendiri dan dibantu oleh satu orang tenaga tetap,” katanya.

Baca juga: Mengenal Singgih, Perajin Stik Bambu di Madiun yang Dikenal hingga Luar Negeri

Usaha Rotan Dua Bersaudara milik Aminah yang menampung 20 orang wanita tenaga kerja lepas itu kini mampu memproduksi tas dan koper dari rotan dengan kualitas dan model yang siap bersaing di pasaran saat ini.

“Tas dan koper adalah produk terbaru kami. Alhamdulillah tas sudah 50 buah dalam beberapa bulan ini, dengan harga Rp 800.000 sesuai dengan kualitas,” ujar Aminah.

Usaha kerajinan tangan miliknya itu biasanya kebanjiran order saat menjelang bulan suci Ramadhan dan hari raya, seperti keranjang parsel dan tudung saji. Saat seperti itu omzetnya bisa mencapai Rp 30 juta dalam satu bulan.

“Kalau menjelang puasa dan Lebaran banyak order keranjang parsel dan tudung saji. Natal dan tahun baru juga banyak. Kemarin lima hari kami dapat omzet Rp 15 juta. Itu banyak pembelinya wisatawan,” ucap Aminah.

Baca juga: Yunita, Mengubah Popok Bekas Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomis 

Kompas TV Ukiran-ukiran pada tanaman bonsai ini sekilas tampak terbuat dari batu. Namun siapa yang menyangka jika ukiran ini dibuat dari bahan dasar limbah bangunan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com