BANDUNG, KOMPAS.com - TAW (40), dosen penyebar hoaks tentang pembunuhan muazin oleh orang gila di Majalengka ternyata sengaja membuat berita bohong itu untuk "menggoyang" perpolitikan di Jawa Barat.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jabar, Kombes Umar Surya Fana di Mapolda Jabar, Selasa (6/3/2018).
"Keterangannya iseng katanya, tapi di dalam forensiknya politik, memang sengaja membuat Jabar khususnya menjadi goyang," kata Umar.
Dalam forensiknya, lanjut Umar, pelaku sering membuat berita hoaks di Majalengka.
"Ada beberapa case (kasus) mungkin kalau sebelumnya dia case-nya follower (pengikut), sama men-translate-kan kembali, tapi khusus yang ini dia yang bikin pertama kali, dia yang upload pertama kali, dan dia memutar orang itu lebih dari 150.000 kali, sudah disebarkan sekian kali," katanya.
Baca juga : Di Balik Kasus Dosen Penyebar Hoaks, Anggota Muslim Cyber Army yang Tertutup
Umar menganalisis, banyaknya Hoax di Jawa Barat lantaran Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Jawa barat terhitung cukup dipertimbangkan.
"Mungkin karena Jabar lebih besar DPT-nya, untuk jadi presiden dan anggota dewan cukup pegang Jabar dan (wilayah hukum) Polda Metro, selesai," ujarnya.
"Ini 35 persen loh di Jabar, 33 juta (orang), 15 persen dari seluruh indonesia. Kalau megang Jabar sudah separo kekuatan jadi presiden," imbuhnya.
Dijelaskan, pelaku sendiri terbukti anggota The Family MCA dalam bukti forensiknya. "Kalau pengakuan dia anggota tapi pasif, tapi dalam strukturnya itu aktif," katanya.
Diberitakan sebelumnya, TAW sudah bertahun-tahun menjadi anggota MCA, bahkan polisi mengungkap bahwa pelaku ini sudah mengerti sistem IT. Wanita yang merupakan dosen ini ditangkap di salah satu universitas di Yogyakarta.
Baca juga : Wanita Penyebar Hoaks Disebut Bukan Dosen Tetap di UII
Penangkapan pelaku bermula saat adanya informasi di Facebook yang ditulis akun Tara Dev Sams pada Sabtu (17/2/2018). Isi tulisan berita hoaks ini soal muazin dianiaya oleh seseorang yang diduga mengidap gangguan jiwa.
Dari hasil penyelidikan, polisi memastikan tidak adanya korban muazin dan pelaku yang mengidap gangguan jiwa tersebut. Unggahan ini telah membut resah warga Majalengka.