Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Kaget di Satu Kampung di Bekasi Banyak Warga Idap Penyakit Paru

Kompas.com - 05/03/2018, 13:24 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemukan banyak penderita penyakit paru-paru dan kulit di Kampung Kobak, Desa Mekarsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (5/3/2018).

Fenomena itu ditemukan saat Dedi melanjutkan agenda blusukannya menyusuri gang sempit menemui warga di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, sejak pagi tadi.

Kali pertama ditemui adalah seorang nenek renta penjaga kuburan Mak Tati (80), asal warga setempat. Mak Tati memiliki empat anak, satu meninggal karena penyakit paru-paru, dan putri bungsunya sekarang mengidap penyakit yang sama. Permasalahan ekonomi menjadi alasan klasik warga tak mampu mengobati penyakitnya tersebut.

"Emak sehari-hari hanya tukang jaga kuburan dan dikasih alakadarnya saja. Ini juga ikut anak di rumah kontrakan. Anak saya yang bungsu sudah lima tahun penyakit paru-paru, pernah berobat tapi kurang biaya, jadi tak dilanjutkan," jelas nenek yang memakai kebaya zaman dulu di hadapan Dedi Mulyadi, Senin siang.

Baca juga : Tangis Eka Saat Bertemu Ayahnya di Rumah Dedi Mulyadi

Tak hanya di situ, Dedi pun tiba-tiba berhenti di sebuah warung kecil di gang sempit tak jauh dari rumah Mak Tati. Ia terlihat penasaran dan bertanya kepada pemuda penunggu warung tentang ibunya. Tak lama kemudian ibunya yang berkerudung muncul dengan badan sudah terlihat kurus.

"Ibu saya ini Pak, iya sudah lama ibu saya juga mengidap penyakit paru-paru," ujar Mukhlis (32), yang rumahnya masih satu kampung dengan Mak Tati.

Kondisi gang sempit dan terlihat kumuh tersebut belum menghentikan langkah Dedi untuk terus menyusuri jalan kecil agak menanjak di kampung tersebut. Dedi lagi-lagi berhenti di sebuah warung yang ditunggui seorang ibu yang memiliki anak delapan orang. Salah satu anaknya diketahui mengidap penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuhnya.

"Anak saya ada delapan, Pak. Saya usaha begini saja dagang kecil-kecilan. Anak saya sakit gatal-gatal sekujur tubuhnya," ungkap Neni (54), warga setempat lainnya.

Seusai di lokasi itu, Dedi bersama rombongan masuk gang buntu dan terdapat sebuah rumah. Ia pun masuk ke rumah dan menemukan seorang ibu tergolek lemah di ruang tengah. Ibu itu juga mengidap penyakit yang sama.

Perlu penanganan cepat

Menurut Dedi, warga setempat merupakan korban dampak permasalahan lingkungan yang kotor dan tidak tertata dengan baik.

Ia menilai di kampung ini perlu penanganan cepat permasalahan kesehatan dan penataan lingkungannya.

Jika warga yang berpenyakit paru-paru tak segera diobati dan disembuhkan, penyakit ini akan terus menjalar serta menular ke warga lainnya.

"Saya kaget, satu kampung ini banyak penderita penyakit sama. Penyakit paru-paru ini harus segera ditangani. Jika tak segera diobati dan disembuhkan akan terus menular ke yang lainnya. Apalagi di sini lingkungannya kotor dan kurang tertata baik. Faktor udara juga menjadi penyebabnya," ungkap Dedi.

Baca juga : Perjumpaan Dedi Mulyadi dengan Anak Tunanetra yang Mencari Ayahnya

Sebelumnya, selama blusukan di Kabupaten Bekasi, Dedi juga menemukan lebih dari 20 penderita penyakit paru-paru. Hampir di permukiman padat penduduk selalu terdapat warga yang menderita penyakit karena faktor lingkungan yang kotor.

"Ini harus segera disterilkan, karena di sini menyebar banyak penyakit paru-paru. Rumah berhimpitan, ventilasi udara kurang, harus segera dilakukan penataan lingkungan," tambah dia.

Sejatinya, tambah Dedi, pihak terkait, kalau perlu, membuat yayasan dan mengumpulkan dana CSR di seluruh perusahaan di Bekasi. Apalagi, kampung ini dekat dengan kawasan industri. Hasilnya nanti bisa digunakan untuk biaya pengobatan dan penataan lingkungan yang bersih dan bebas dari penyakit.

"Ini nanti dibikin yayasan saja khusus menanggulangi permasalahan kesehatan di kampung ini. Nanti saya berkoordinasi dengan anggota dewan Golkar di Kabupaten Bekasi, untuk segera ditangani permasalahan ini," tambahnya.

Kompas TV Ia disambut ratusan warga yang mengajak bersalaman dan berfoto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com