Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kreatif ala Warga Eks Dolly, dari Batik hingga Sandal Hotel

Kompas.com - 03/03/2018, 23:25 WIB
Achmad Faizal,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


SURABAYA, KOMPAS.com - Puluhan jenis usaha dan industri kreatif disebut terus tumbuh di eks lokalisasi Dolly dan Jarak, Surabaya, pasca-penutupan lokalisasi tiga tahun lalu. Beragam jenis usaha dan industri kreatif yang dicatat Pemkot Surabaya, mulai dari usaha kecil pembuatan bumbu pecel hingga industri sandal hotel.

Menurut catatan Kecamatan Sawahan, untuk usaha industri kreatif, ada lima industri yang berbentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya. Produk yang dibuat antara lain sandal hotel, sepatu dan goody bag, sablon, minyak rambut (pomade dan semir), kerajinan tangan, dan lukisan.

"Untuk UKM batik, ada empat kelompok UKM, yaitu Jarak Arum, Alpujabar, Canting Surya, dan Warna Ayu," kata Camat Sawahan, Muhammad Yunus, Sabtu (3/3/2018).

Warga eks Dolly di Kelurahan Putat Jaya itu juga disebut gemar memproduksi produk kuliner. Setidaknya ada 13 usaha kecil menengah yang bergerak di bidang kuliner, antara lain, olahan bandeng, Jarwo Tempe, kerupuk Sami Jali, Pangsit Hijau, rujak, UKM Puja (telur asin, botok telur asin), UKM Squel (olahan keripik), UKM Vigts (jamu herbal), Gendis (bumbu pecel), UKM Henrik (olahan semanggi dan es puter), dan olahan minuman dari rumput laut.

"Setiap usaha yang dikembangkan warga minimal melibatkan 3 sampai 10 orang warga sekitar," jelas Yunus.

Baca juga: Kare Kepiting Bu Jum Tambah Laris sejak Dolly Ditutup

Yunus mengungkapkan, omzet yang didapatkan dari industri usaha di Dolly bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Dia mencontohkan, industri sandal dan sepatu bisa mencapai sekitar Rp 30 hingga 40 juta per bulan, sedangkan usaha batik bisa mencapai Rp 17 hingga Rp 28 juta per bulan.

“Order yang datang juga tidak hanya dari Surabaya dan sekitarnya, ada juga oder yang datang dari Sorong, Papua," katanya.

Pemkot Surabaya terus memberikan fasilitas pengembangan usaha untuk warga di eks lokalisasi Dolly dan Jarak. Selain pelatihan usaha, juga akses pasar maupun fasilitas.

Dia mencontohkan, gedung lokalisasi terbesar di Gang Dolly, yakni Wisma Barbara, sengaja dibeli oleh Pemkot Surabaya untuk dimanfaatkan sebagai gedung serbaguna dan ruang pamer produk khas warga Dolly.

"Berkembangnya usaha kecil maupun besar di eks lokalisasi Dolly dan Jarak membuktikan bahwa masyarakat di sana tidak tergantung pada aktivitas lokalisasi," ujarnya.

Lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tenggara itu ditutup Pemkot Surabaya yang dipimpin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 2014. Salah satu alasan Risma, penutupan lokalisasi itu untuk menyelamatkan masa depan anak-anak yang tinggal di sekitar lokalisasi Dolly dan Jarak.

Baca juga: Blusukan ke Eks Dolly, Gus Ipul Borong Krupuk Samijali

Kompas TV Polisi menangkap 2 orang mucikari.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com