Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin Siswa Belajar di Kolong Rumah, Relawan Cari Dana untuk Dirikan Sekolah

Kompas.com - 02/03/2018, 17:17 WIB
Hendra Cipto,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kelompok relawan yang mengajar warga di kolong rumah di Kampung Bara-baraya, Dusun Tenete Bulu, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, mulai menggalang dana untuk membangun sekolah.

Para relawan ini berusaha mencari dana untuk mendirikan sekolah karena melihat semangat warga untuk belajar begitu tinggi. Mereka menggalang dana bantuan melalui media sosial. Sebelumnya, para relawan juga menggalang dana untuk membeli peralatan belajar bagi warga.

"Kami mulai project ini dari Agustus 2017 lalu secara bertahap. Saat ini, kami sudah menyalurkan donasi dalam berbagai bentuk barang, mulai buku, tas hingga pembangunan toilet pertama di kampung ini," terang salah seorang relawan, Wahyudin Hardi, Jumat (2/3/2018).

Wahyudin berharap, donasi yang bisa digalang bisa lebih besar sehingga cukup untuk mendirikan sekolah kecil, sehingga warga tidak lagi belajar di kolong rumah warga.

"Rencananya akan digunakan untuk membangun kelas baru. Kita juga akan merekrut relawan pengajar," tuturnya.

Baca juga : Kisah Sitti, Numpang di Kolong Rumah dan Bertahan Hidup dengan Garam

Hanya saja, penggalangan dana untuk warga pelosok kampung di Kabupaten Maros itu tak mendapat dukungan dari pemerintah setempat.

"Tak satu pun sumbangsih saran ataupun anggaran yang diberikan pemerintah setempat dalam upaya mencerdaskan warganya sendiri," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, mayoritas warga di Kampung Bara-baraya belum melek huruf. Mereka juga tidak mengenal huruf hijaiyah karena tidak ada guru mengaji yang mengajarkannya.

Meskipun ada satu masjid di kampung tersebut, namun tidak ada yang menjadi imam dalam menjalankan ibadah.

Kampung ini berada di pedalaman. Untuk mengakses daerah itu harus melalui hutan, bukit dan sungai dengan berjalan kaki selama tiga jam. Jalan menuju ke sana didominasi tanjakan dan turunan yang terjal. Akibatnya, kehidupan warga kampung ini sulit beradaptasi dengan orang lain.

Salah satu warga, Daeng Raga berinisiatif untuk mengubah kehidupan masyarakat di sana dengan menjadikan kolong rumahnya sebagai sekolah. Mayoritas warga yang buta aksara dan hijaiyah, mulai dari anak-anak hingga orangtua, bisa belajar di sekolah kolong itu.

Baca juga : Gedung Sekolah Roboh, Siswa Belajar di Kolong Rumah Warga

Sudah ada 20-an lebih murid belajar membaca dan menulis di sekolah darurat tersebut. Mereka semangat belajar meski "sekolahnya" beralaskan tanah.

Para siswa mengenakan pakaian biasa dan memakai sendal. Adapula sebagian anak yang mengenakan seragam pramuka. Anak-anak kampung ini pun setiap harinya diajar oleh kelompok pemuda relawan Sekolah Kolong Project.

Kompas TV Mereka tidak bisa belajar di dalam ruang kelas sementara waktu karena ruang kelas mereka hancur tergerus arus Sungai Ngegong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com