Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pura hingga Masjid, Upacara Kejawen hingga Melasti, Berdampingan di Pantai Ngobaran

Kompas.com - 02/03/2018, 14:21 WIB
Markus Yuwono,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1940 pada 17 Maret mendatang, ribuan umat Hindu dari berbagai wilayah di Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah melaksanakan Upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul, Kamis (1/3/2018).

Upacara Melasti merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi yang bertujuan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi.

Gunungan, uba rampe (sesembahan) dan pura mini yang disebut pratima diarak dari parkiran Pantai Ngobaran menuju ke tempat upacara yang berada di tepi pantai dengan diiringi mantar suci dan kidung suci. Rombongan pembawa gunungan,sesembahan dan pratima ini dipimpin oleh seorang wasi.

Sesampai di tempat upacara yang berada di tepi Pantai Ngobaran, seluruh gunungan, pratima dan sesembahan langsung ditempatkan di sekitar Pura Segoro Ukir.

"Pratima pura sebagai perwakilan 15 pura yang ada di Gunung Kidul," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Gunung Kidul Purwanto di sela acara Kamis.

(Baca juga: Perayaan Nyepi Tahun 2018 Akan Digelar di Candi Prambanan)

Kemudian, digelar prosesi seremonial yang dipimpin oleh Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi dan prosesi yadnya yang dipimpin oleh Romo Jero Gede Dwija Triman, dan Romo Jero Gede Dwija Achir Murtiadi Wiyono.

"Melasti merupakan upacara persembanag Hyang Widhi Wasa, yang diawali dengan pensucian dan memberikan sesaji, dilanjutkan 'Prayascitta' dan 'Mabyakala' dengan simbol menyucikan lingkungan Pura Sehara Wukir," katanya.

Upacara dilanjutkan dengan mengusung persembahan dan melabuhkannya ke Pantai Ngobaran.

"Melalui Upacara Melasti ini, umat Hindu bisa menghadap Hyang Baruno serta melabuh segala kekotoran alam dan menghidap sari Segara Wukir yang ada di Pantai Ngobaran ini," imbuhnya.

Alasan Pantai Ngobaran

Pantai Ngobaran, lanjut Purwanto, dipilih sebagai lokasi pelaksanaan upacara Melasti karena memiliki atmosfer spiritual dan sejarah yang cukup kuat.

Pantai Ngobaran merupakan tempat Prabu Brawijaya V yang juga Raja Majapahit untuk melakukan tapa brata, dan memutuskan menjadi pertapa.

Selesai labuhan, rangkaian Upacara Melasti dilanjutkan dengan grebeg gunungan yang berisi segala hasil bumi. Ratusan warga serta umat Hindu ikut berebut gunungan.

"Pantai Ngobaran merupakan pantai kebhinekaan. Di sini ada berbagai tempat ibadah, mulai pura, sebelah barat ada masjid dan lokasi upacara kejawen. Bukan tidak mungkin saudara Kristen dan Katolik membangun tempat ibadahnya di sini," ucapnya.

(Baca juga: Pelayan Restoran Tak Menyadari Salah Satu Pengunjungnya Putri Presiden Jokowi)

Sementara itu, Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi menyampaikan, dengan perayaan Melasti bisa mempererat tali persaudaraan sesama manusia.

"Di Gunungkidul itu ada yang namanya Guyub Rukun, ini lebih luas dibandingkan gotong royong. Dengan momentum ini diharapkan bisa merawatnya," katanya.

Pada kesempatan ini, Wakil Bupati juga meresmikan candi Putri Pandansari. Nama itu diambil dari salah satu istri Brawijaya V, yakni Putri Wandansari atau dikenal Pandansariyang, dipercaya ikut serta di Pantai Ngobaran bersama seorang istri lainnya, Dewi Dwarawati.

 

Kompas TV Melasti merupakan bentuk upaya "membersihkan diri" dan biasa dilakukan sebelum Hari Raya nyepi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com