Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kecil, Pembuat Batu Bertumpuk di Sukabumi Gemar Tidur Menggantung di Pohon

Kompas.com - 01/03/2018, 18:10 WIB
Budiyanto ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Bukan saja masyarakat setempat yang tercengang, namun keluarga dan kedua orangtua Rahmat Apandi alias Amat (28) juga ikut kaget mengetahui anaknya mampu menyusun batu di sungai.

Bahkan orangtua sempat tidak percaya bahwa yang membuat puluhan batu bertumpuk di Sungai Cibojong, Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu adalah anaknya.

''Sempat kaget, dan gak nyangka, jadi ingin ketawa karena pembuatnya selalu bertemu setiap hari,'' kata Yan Sopyan (60) kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya di permukiman padat penduduk di Kampung/Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Rabu (28/2/2018) sore.

Baca juga : Misteri Puluhan Batu Bertumpuk di Sukabumi Terungkap

Dia menuturkan, memang setiap hari Rahmat yang merupakan anak kedua dari enam bersaudara ini selalu mencari rongsokan keliling perkampungan. Biasanya ia berangkat pagi dan zuhur pulang. Setelah itu, ia kembali pergi mencari barang rongsokan. Rahmat selalu pulang ke rumah setiap selesai mencari nafkah.

''Ada senangnya juga terungkap pula yang membuat puluhan batu bertumpuk itu. Kan sempat heboh, saya juga bertanya-tanya,'' ujar Yan yang baru berhenti enam bulan bekerja sebagai penjaja koran langganan di Kota Bandung karena sakit.

Menurut Yan, pihak keluarga tidak tahu bahwa anaknya mempunyai keahlian dalam membuat batu bersusun. Apalagi, setiap harinya dia sibuk keliling perkampungan dan desa untuk mencari rongsokan.

''Setelah lulus sekolah, selain akhirnya mencari rongsokan, sempat bekerja di pencucian mobil tetangga,'' katanya.

Puluhan batu bertumpuk di Sungai Cibojong, Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa barat, Rabu (28/2/2018).KOMPAS.com/BUDIYANTO Puluhan batu bertumpuk di Sungai Cibojong, Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa barat, Rabu (28/2/2018).

Menurut Yan, anaknya saat masih duduk di kelas 3 SD punya kebiasaan unik, yakni tidur dengan menggantung di pohon pakai sarung seperti kelelawar.

''Sama beberapa temannya itu, sering ketahuan tidur menggantung di pohon. Dan, Amat (Rahmat) itu orangnya tidak penakut, mungkin juga dari kakeknya yang purnawirawan TNI,'' tutur dia.

Baca juga : Dibongkar, Tumpukan Batu yang Menghebohkan Warga di Sukabumi

Ibunda Rahmat, Uun (54) membenarkan bahwa putra keduanya ini sangat sulit diajak berkomunikasi oleh siapapun sejak mengalami sakit sepulang dari Jawa. Kalau pun berbicara hanya seperlunya.

''Ya, sempat sakit setelah pulang dari Jawa, hanya tidur tengkurap saja. Lalu setelah itu sulit diajak bicara dan terus memelihara rambut hingga panjang sampai sekarang,'' terang Uun namun tidak menjelaskan sakit yang diderita anaknya itu.

Kompas TV Misi mulia yang diusung Ridwan Sururi bersama Luna adalah perpustakaan keliling.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com