Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Surabaya Bongkar Praktik Pengoplosan BBM di Tandon SPBU

Kompas.com - 27/02/2018, 15:33 WIB
Achmad Faizal,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi menggerebek aksi pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Jalan Tegalsari, Surabaya. Pengoplosan itu dilakukan dengan mengisikan BBM Bio Solar ke tangki Dexlite.

Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Rofiq Ripto Himawan, mengatakan, kejahatan itu diketahui polisi pada Rabu (21/2/2018) pukul 23.00 WIB.

"Ada 40 liter Bio Solar yang diisikan ke tandon Dexlite," kata Rofiq, Selasa (27/2/2018).

Bio Solar itu, kata Rofiq, diambil dari truk tangki BBM Bio Solar yang seharusnya dikirim ke SPBU di Jalan Raden Panji Kota Malang.

"Jadi konsumen yang membeli Dexlite di SPBU Jalan Tegalsari isinya campuran dengan Bio Solar," terangnya.

Baca juga : Jeriken Plastik Dilarang, Cara Emak Ini Beli BBM Jadi Perbincangan Netizen

Aksi yang sama juga dilakukan pada tandon BBM jenis Pertamax, yang diisi atau dicampur dengan BBM jenis Premium atau Pertalite.

"Aksi itu sudah 3 tahun terakhir dilakukan. Dalam sehari, setidaknya 1,8 ton BBM yang dijual tidak sesuai peruntukannya," ucapnya.

Para pelaku mengambil selisih harga dari jenis BBM yang dioplos. "Sejumlah pengawas SPBU mendapatkan keuntungan sekitar Rp 15 juta per bulan," terangnya.

Penyelidikan kasus tersebut terus dikembangkan pihaknya, termasuk memeriksa pihak pengelola SPBU dan bagian distribusi BBM. Sampai saat ini, sudah 2 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut, yakni ES sebagai sopir truk, dan IH selaku asisten supervisor SPBU.

Baca juga : Bocah 7 Tahun Asal NTT Ketagihan Hirup Aroma BBM dan Septic Tank

Para tersangka yang terlibat dalam kasus itu disebut menyalahgunakan pengangkutan dan/atau niaga BBM yang disubsidi pemerintah, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 55 UU RI nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Ancaman hukumannya maksimal 6 tahun penjara dan denda maksimal Rp 60 miliar.

Kompas TV Utang ini untuk menutupi subsidi energi dan pupuk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com