Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi "Ancam" Kakek Dodin karena Tak Mau Jalani Pengobatan

Kompas.com - 26/02/2018, 18:17 WIB
Irwan Nugraha,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi


PURWAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, "mengancam" Dodin (78), seorang kakek tua asal Desa Ciawi, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, karena tak mau berobat akibat penyakit lambungnya yang sudah menahun.

Jika kakek itu tidak berobat, Dedi mengatakan tidak akan menjenguknya atau datang ke rumahnya lagi.

"Abah, kalau Abah sampai terus tidak mau ke rumah sakit sekarang, saya tak akan mau datang ke sini lagi. Sok, pilih mana, Bah?" kata Dedi saat di rumah kakek tersebut, Senin (26/2/2018).

Selama ini, kakek tersebut sudah lama menderita sakit pada lambung, bahkan lehernya terlihat mengalami pembengkakan.

Sang kakek hanya terbaring di ruang tengah kediamannya tanpa perawatan sedikit pun dari pihak keluarga maupun petugas kesehatan.

"Ini kenapa tidak lapor, kasihan si Abah," ujar Dedi.

Baca juga: Cerita Bocah 5 Tahun yang Sampai Sakit karena Ingin Bertemu Dedi Mulyadi

Dedi pun menegur anggota keluarga Abah Dodin. Sebab, selama ini ada pelayanan pengobatan gratis di Purwakarta dengan hanya melampirkan KTP, KK, dan surat rujukan dari puskesmas setempat.

"Ada Jampis atau Jaminan Purwakarta Istimewa kok tidak dimanfaatkan, ambulans tinggal kontak ke puskesmas. Jangan begitu, kasihan orang tua sendiri, masa ditelantarkan," ucap Dedi.

"Masalah begini mah kan masalah kemanusiaan. Jadi, saya harus respons meski tidak lagi menjabat sebagai bupati, yang penting Abah sembuh. Tadi sudah titip bekal untuk keluarga yang menunggu di rumah sakit," tambah Dedi. 

Teguran itu ditanggapi dengan permintaan maaf dari keluarga tersebut. Mereka berjanji akan mengikuti arahan dari Dedi.

"Duh, maaf Kang Dedi. Iya siap, kami segera bawa Abah ke rumah sakit," kata Ocim (37), salah satu anak Abah Dodin.

Baca juga: Usai Blusukan, Dedi Mulyadi Tertidur di Bangku Depan Warteg

Pengobatan gratis akan didapat oleh Abah Dodin dengan fasilitas setara pelayanan kelas 3 di rumah sakit. Jika ruang perawatan penuh maka bisa dinaikkan ke kelas 2, bahkan kelas 1 atau VIP. Tidak hanya itu, pihak keluarga juga mendapatkan bekal selama menunggui Abah Dodin di rumah sakit.

Sementara itu, Abah Dodin mengaku bahwa dirinya bukan tidak ingin berobat. Selama ini keterbatasan biaya menjadi kendalanya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Padahal, dokter yang pertama kali memeriksanya beberapa tahun lalu mengatakan bahwa lambung sang kakek sudah mengalami luka.

"Sakit di lambung, kata dokter mah ada luka. Enggak mau diperiksa karena enggak ada biaya, pernah diperiksa sekali saja, sudah lama," tutur Abah Dodin.

Kompas TV Dedi menilai hal itu merupakan dukungan karena adanya hubungan kedekatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com