Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan Berhenti, Warga Krayan Butuh Biaya Rp 1,5 Juta ke Nunukan

Kompas.com - 21/02/2018, 13:15 WIB
Sukoco,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga di wilayah perbatasan Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, kesulitan menuju ibu kota kabupaten sejak awal tahun 2018 karena satu-satunya moda transportasi menuju ke daerah terpencil tersebut berhenti beroperasi.

Camat Krayan Induk Helmi Pudaslikar mengatakan, warganya terpaksa memutar ke Kota Tarakan atau Kota Malinau untuk menuju Kota Nunukan.

“MAF dan Susi yang sementara ini ada, hanya dua ini. Kalau kita ke Nunukan mesti lansir karena apa-apa urusan kita ke pusat pemerintahan di Nunukan,” ujar Helmi, Rabu (21/2/2018).

Helmi menambahkan, karena harus menuju kota lain, warga di wilayah perbatasan Krayan harus mengeluarkan biaya lebih untuk menuju ibu kota kabupaten. Satu kali perjalanan warga harus mengeluarkan biaya hingga Rp 1,5 juta.

“Pesawat menuju Malinau atau Tarakan Rp 1.350.000, belum speedboat-nya Rp 200.000 untuk menuju Nunukan,” imbuhnya.

Baca juga: Heboh, Guru Tidak Tetap Disuruh Kembalikan Uang Transportasi Selama Setahun

Mahalnya biaya perjalanan menuju ibu kota kabupaten masih ditambah belum adanya kepastian jadwal pesawat karena pesawat juga harus memastikan semua kursi terisi penumpang.

Warga Kecamatan Krayan juga harus menunggu tiga hingga empat hari untuk mendapatkan kepastian adanya pesawat yang akan mengangkut mereka.

“Karena sudah mahal begini, masyarakat juga tidak berani, kalau pesawatnya enggak full seat, pesawatnya juga tidak mau menjadwalkan masuk. Antrean itu bisa sampai tiga empat hari menunggu,” ucap Helmi.

Tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Nunukan menganggarkan Rp 6 miliar untuk subsidi angkutan udara dari total subsidi angkutan yang disediakan untuk angkutan sungai dan angkutan darat sebesar Rp 8 miliar.

Baca juga: Pengamat Transportasi: Mintalah Kelengkapan Keamanan Sebelum Gunakan Bus Pariwisata

Kompas TV Dalam sebuah kecelakaan, pengemudi kerap dijadikan sebagai pelaku utama. Padahal ada banyak aspek yang bisa menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com