Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Asusila 2 Siswi dan 9 Siswa SMP Beredar di Gunung Kidul

Kompas.com - 19/02/2018, 15:16 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, dihebohkan dengan video asusila yang dilakukan oleh dua orang siswi dan sembilan orang siswa sekolah menengah pertama (SMP).

Pihak SMP negeri di Kecamatan Playen mengakui, pembuat video tersebut adalah anak didiknya. Kesebelas siswa tersebut sudah dibina oleh sekolah.

Kepala SMP di Playen, Mursinah mengakui, video tersebut direkam menggunakan gawai anak didiknya di ruang kelas beberapa waktu lalu. Video tersebut direkam dan disebar melalui WhatsApp hingga beredar luas. Pihak sekolah pun sudah memanggil 11 siswa yang ada di dalam video tersebut.

"Iya, mereka anak didik kami. Saat ini duduk di kelas IX. Ada sebelas anak, satu sebagai perekam, satu sebagai obyeknya, sisanya sebagai raja sawer," kata Mursinah dikonfirmasi di sekolah, Senin (19/2/2018).

Dijelaskannya, perekaman itu dilakukan di salah satu kelas selepas pergantian jam. Seharusnya, mereka masuk ke perpustakaan, tetapi malah berada di dalam kelas dan melakukan perbuatan tidak senonoh.

Baca juga : Video Asusila Dua Bocah Direkam di Madiun

Kemunculan video tersebut bermula dari unggahan salah satu pemilik akun Facebook, dan akhirnya menyebar melalui grup media sosial.

Dia mengaku mendapatkan informasi video asusila dari salah seorang alumni pada hari Sabtu (3/2/2018) lalu.

"Yang merekam salah satu dari perempuan, tetapi dia tidak menyimpannya, hanya diunggah ke story Whatsapp-nya," jelasnya.

Pihaknya pun sudah melakukan pembinaan kepada semua pelajar tersebut, termasuk memanggil orangtua masing-masing siswa untuk dilakukan pembinaan. Berdasarkan pengakuan dari anak didiknya, salah satu siswi berperan menyiapkan uang dan rokok untuk saweran.

"Ketika saya panggil katanya bercanda, hanya iseng. Tetapi kebablasan," ucapnya.

Mursinah mengatakan, upaya pembianaan terus dilakukan. Saat ini, seluruh anak masih melakukan kegiatan belajar seperti biasa. Tak ada perlakuan berbeda. Apalagi, beberapa bulan lagi siswa akan menempuh ujian nasional. Mereka masih mengikuti try out dan kegiatan lainnya. "Mereka masih menjadi anak didik kami, dan terus akan kami bina," katanya.

Ke depan, pihak sekolah akan mengintensifkan operasi gawai yang dibawa anak didiknya serta melakukan pembinaan hukum dengan meminta bantuan kepolisian.

"Kami akan mengintensifkan operasi hp, dan di tatib (tata tertib sekolah) sudah ada, nantinya jika ada yang membawa akan kami sita, dan dikembalikan saat anaknya lulus," katanya.

Baca juga : Pengunggah Video Asusila Bocah adalah Mahasiswa Baru Penjaga Warnet

Dia berharap, video tersebut menjadi pelajaran bagi semuanya untuk tidak melakukan perbuatan serupa, sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari.

Salah seorang warga Wonosari, Yusuf mengaku mendapatkan video asusila beberapa hari lalu dari group WhatsApp. Dalam durasi 38 detik itu, terlihat video diambil oleh salah satu dari dua gadis yang ada di dalam video itu.

Sementara sembilan orang siswa berkeliling di belakangnya. Terdengar kata "sawer". Diawali oleh seorang gadis perekam video yang mengambil bungkus rokok dan memasukkannya ke baju sambil berbicara sawer.

Seketika beberapa siswa langsung memasukkan uang kertas sambil memegang bagian dada siswi tersebut. Setelah itu, siswi yang dipegang mengeluarkan uang.

"Ngeri ya, anak zaman sekarang. Masih memakai seragam sekolah," katanya saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (19/2/2018).

Kompas TV Seorang anggota polisi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah diberhentikan dengan tidak hormat karena telah melakukan pelanggaran berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com