Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ikan Mati akibat Sungai Rusak, Warga Lapor ke Polisi

Kompas.com - 19/02/2018, 06:43 WIB
Firmansyah,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Puluhan warga perwakilan dari lima desa di Kecamatan Lebong Tengah, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, mendatangi Mapolsek Lebong Tengah untuk mengadukan kondisi Sungai Kotok yang rusak dan ratusan ikan mati mendadak.

Kedatangan masyarakat ke Mapolsek Lebong Tengah sekitar pukul 10.00 WIB, Minggu (18/2/2018), itu untuk menyampaikan keluhan dan meminta saran terkait tidak berfungsinya Dam Sabo di Desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning, mengakibatkan Sungai Kotok rusak.

Para petani mengeluhkan air Sungai Kotok yang telah meluap masuk ke air cekdam sehingga ratusan kilogram ikan mendadak mati. Begitu pun tanaman padi yang mereka tanam juga dikhawatirkan akan terancam gagal panen.

Sebelumnya, warga di Desa Karang Anyar mengaku, ikan dalam kolam penampungnya tiba-tiba mati mendadak sejak warna air cekdam berubah kecoklatan yang bercampur lumpur pekat.

Berubahnya air itu disebabkan masuknya lumpur dari Sungai Kotok. Lumpur tersebut merupakan kiriman dari hulu sungai yang sejak dua tahun dijadikan pusat pengeboran geotermal.

"Kami hanya minta solusi dari pemerintah daerah mengenai air kotok yang sudah masuk ke air cekdam. Kami minta kalau bisa ada solusi. Begitulah keluhan yang disampaikan warga sekitar," kata Kades Karang Anyar, Muktarezi.

Baca juga: Tanggul Jebol, 100 Ton Ikan Mati di Musi Rawas

Kapolres Lebong AKBP Andree Ghama Putra melalui Kapolsek Lebong Tengah Iptu Edy Suprianto menjelaskan, ada tiga hasil pertemuan tersebut. Pertama, masyarakat akan membuat surat atau laporan tertulis ke Bupati Lebong yang akan dikirimkan melalui camat untuk menindaklanjuti masalah air cekdam dan mengeluarkan material yang ada dalam beberapa hari ini.

Kedua, apabila tidak ada respons dari Pemkab Lebong, maka masyarakat bersama pihak Polsek akan mencari pihak yang bersedia membantu dan bersama-sama melakukan perbaikan serta mengeluarkan material pasir dan batu dari dalam air cekdam.

"Terakhir, sebelum adanya audit lingkungan yang bisa memastikan penyebab bencana dan siapa yang paling bertanggung jawab, kami minta warga untuk tetap tenang. Prinsipnya, kami tetap menerima keluhan masyarakat sehingga dapat duduk bersama dan mencarikan solusi yang terbaik bagi masyarakat petani itu sendiri," demikian Edy.

Sebelumnya, sejak 2016, Sungai Kotok rusak akibat longsor dari hulu sungai yang terdapat aktivitas pengeboran geotermal. Sungai yang sebelumnya sedalam lima meter saat ini hanya memiliki kedalaman sekitar 0,5 meter. Saat hujan, air meluap merusak ratusan sawah warga, rumah, dan menghanyutkan manusia.

Baca juga: Limbah Pabrik Gula Masuk Sungai, Ribuan Ikan Mati

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com