Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani di Semarang Tak Bisa Tebus Pupuk Bersubsidi

Kompas.com - 15/02/2018, 16:37 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Reni Susanti

Tim Redaksi

AMBARAWA, KOMPAS.com - Distribusi pupuk bersubsidi di Kabupaten Semarang bermasalah. Pasalnya para petani tidak bisa menebus pupuk bersubsidi lantaran belum memegang kartu tani.

Kartu Tani adalah kartu debit yang dikeluarkan salah satu bank. Kartu Tani digunakan secara khusus untuk membaca alokasi Pupuk Bersubsidi dan transaksi pembayaran pupuk bersubsidi di mesin Electronic Data Capture (EDC) yang ditempatkan di pengecer.

Kartu Tani adalah program pemerintah untuk memastikan subsidi pupuk tepat sasaran.

Salah satu wilayah yang paling terdampak dari tersendatnya distribusi kartu tani adalah kecamatan Bancak. Para petani di salah satu daerah lumbung padi Kabupaten Semarang itu kesulitan menebus pupuk bersubsidi.

"Dua minggu setelah tanam, para petani tentu butuh pupuk urea. Yang terjadi, stok pupuknya tersedia tetapi mereka kesulitan menebusnya karena belum dapat Kartu Tani,” ungkap Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto, Kamis (15/2/2018) siang.

(Baca juga : Ganjar: Kartu Tani Cegah Pupuk Piknik )

Said menjelaskan, dari 120 petani di Dusun Krajan, Kecamatan Bancak misalnya, yang baru mendapat kartu tani baru 10 petani. Bagi yang sudah pegang pun ternyata belum bisa menebus pupuk bersubsidi karena saldo petani di bank yang telah ditunjuk tidak mencukupi.

"Permasalahan lainnya adalah jarak domisili petani menuju bank. Misalnya dari Desa Lembu dan Desa Pucung, Bancak harus menempuh perjalanan enam sampai lima kilometer. Jika uangnya pas-pasan ya ndak jadi kerja," jelasnya.

Said mensinyalir, apa yang dialami petani di Kecamatan Bancak dialami petani di kecamatan lain di Kabupaten Semarang.

Untuk itu pihaknya meminta Pemprov Jateng dan perbankan yang ditunjuk untuk menunda distribusi pupuk bersubsidi menggunakan Kartu Tani. Sebab program ini belum sepenuhnya bisa dijalankan, khususnya di Kabupaten Semarang.

"Ini sudah masuk musim tanam padi. Jadi harapan kami, petani harus dimudahkan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi supaya target swasembada pangan bisa tercapai," tuntasnya.

(Baca juga : Apa Enaknya Punya Kartu Tani? )

Terpisah, Bupati Semarang Mundjirin mengakui jika belum semua petani di Kabupaten Semarang menerima Kartu Tani. Lambannya pembagian kartu tani ini menjadi tanggung jawab perbankan yang telah ditunjuk.

"Yang membagikan BRI, dia yang menyiapkan kartu dan segala sesuatunya. Kita sebatas mendampingi saja,” kata Mundjirin.

Mundirin menyesalkan keterlambatan distribusi kartu tani oleh perbankan tersebut, sebab hal ini akan berdampak pada target swasembada beras tahun ini.

"Ini memang hambatan kita, karena waktu pemupukan tidak bisa dilakukan sembarangan," tuntasnya.

Kompas TV Petani asal Kendeng, Jawa Tengah, kembali berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com