Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napi Nusakambangan dan Salemba Jadi Otak Penyelundupan Sabu dari China

Kompas.com - 13/02/2018, 14:35 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Kepala BNN Provinsi Bengkulu, Brigjen Nugroho Aji menyebutkan, napi di Lapas Nusakambangan dan Salemba menjadi otak penyelundupan sabu seberat dua kilogram dari China menuju Bengkulu.

Nugroho mengatakan, polisi meringkus dua kurir pembawa sabu dari Aceh yang membawa 2 kilogram sabu kelas I asal China.

"Keduanya membawa sabu atas perintah Kirmin napi di Nusakambangan dan Bayu di Lapas Salemba," ujar Nugroho dalam konferensi persnya, Selasa (13/2/3018).

Sabu dari China itu, sambung Nugroho, dikirim melalui laut ke Malaysia. Kemudian lewat pelabuhan ilegal masuk ke Aceh. Dari Aceh, sabu dikirim ke Bengkulu menggunakan jalur darat oleh 2 tersangka yang diringkus BNN Bengkulu di Kabupaten Bengkulu Selatan.

(Baca juga : Temuan 1 Ton Sabu Selamatkan 5 Juta Jiwa, Panglima TNI Beri Apresiasi )

Kedua pelaku yang ditangkap yakni DP dan MS. Sabu tersebut rencananya akan diserahkan pada ID, adik Kirmin.

"Kirmin napi Nusakambangan pesan sabu dari China untuk adik kandungnya ID di Bengkulu. Saat ini ID dinyatakan buron," jelas Nugroho.

Ia menyebutkan, sabu seberat 2 kilogram yang masih berbentuk batu itu merupakan sabu berkualitas I.

Nugroho mengimbau ID untuk menyerahkan diri karena identitas dan tempat tinggal telah diketahui. Bila tidak kooperatif, ia memerintahkan jajarannya untuk menembak di tempat terhadap ID.

"Jika melawan, buron akan ditembak," tegas Nugroho.

(Baca juga : Periksa 3 Penyelundup Satu Ton Sabu, Polisi Berangkat ke Taiwan )

Selain itu, BNN mengusulkan, Kirmin, otak penyelundupan sabu internasional, dihukum mati. BNN mengaku, dengan ditangkapnya pelaku peredaran sabu beserta barang bukti 2 kg sabu, pihaknya telah menyelamatkan 20.000 masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com