Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Pantura Semarang Tak Kunjung Surut, Wali Kota Minta Maaf

Kompas.com - 13/02/2018, 08:17 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi meminta maaf kepada masyarakat dan pengguna jalan di wilayah Pantura Semarang terkait kemacetan panjang akibat banjir.

Ia minta masyarakat memaklumi bahwa upaya pemerintah mengatasi banjir dan rob masih belum tuntas.

"Jadi sekali lagi mohon maklum, mohon maaf bukan kami tidak lakukan apa-apa, kami berusaha menahan agar (banjir rob) tidak membesar, debit hujan yang besar membuat kami kesulitan membuang," kata Hendrar, Senin (12/2/2018) kemarin.

Hendrar mengatakan, pemerintah tidak tinggal diam mengatasi persoalan banjir yang telah berlangsung sejak akhir Januari itu.

Pihaknya terus berupaya dengan koordinasi dengan instansi lain, serta mengoptimalkan pompa untuk menyedot air di jalanan. Namun, kata dia, upaya itu masih belum berhasil.

Baca juga : Banjir Rob di Pantura Semarang Tak Kunjung Surut, Ini Kata Menteri Basuki

Sejauh ini, pemerintah setempat menyiagakan 48 unit pompa untuk menyedot air. Namun itu belum mengatasi masalah. Hendrar membutuhkan pompa ukuran besar agar dapat menyedot air lebih cepat.

"Kami tidak tinggal diam. Kami koordinasi terus, pompa di tempat lain juga mulai ditaruh di situ (Terboyo) supaya cepat surut. Ini bukan pekerjaan yang cepat selesai," kata dia.

"(Kemarin) ada 48 pompa, tapi masih kurang. Yang perlu pompa ukuran besar," tandasnya.

Di luar itu, sambung politisi PDI-P, pemerintah pusat tengah memulai pekerjaan normalisasi di 5 sungai dan pembuatan Polder di wilayah Semarang Timur. Pemerintah Semarang ikut membantu dengan menganggarkan proses pembebasan lahan dengan alokasi hingga Rp 1,4 triliun.

Menurut dia, sejumlah proyek akan tuntas pada Juni 2019. Bersamaan dengan itu, sejumlah sungai yang tengah dinormalisasi juga telah ditutup di bagian muara agar air pasang (rob) tak masuk pemukiman.

Banjir kemudian muncul akibat debit hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir, sementara saluran pembuangan ke laut sudah ditutup. Banjir menjadi tidak terelakkan.

"Ini sedang penyelesaian, dan ini dikerjakan untuk mengurangi rob. Kemarin itu rob masuk daratan, lalu dibendung di ujung sungai. Karena sudah dibendung, tapi hujan terus kemampuan tinggal di pompa," paparnya.

Baca juga : Lebih dari Sepekan, Banjir Rob di Pantura Semarang Tak Kunjung Surut

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono sebelumnya ikut mengerahkan 5 unit pompa mobile dari Jakarta untuk menyedot air di Jalan Pantura Semarang. Basuki sempat mengecek Banjit rob di Pantura, namun gagal akibat terhalang kemacetan panjang.

Ke depan, pemerintah pusat akan membangun 2 pompa permanen berukuran 12 meter kubik perdetik 10 meter kubik perdetik. Pompa ukuran besar itu akan datang pada bulan Maret mendatang.

Kompas TV Gerhana bulan total yang akan terjadi hari ini menjadi fenomena istimewa karena menggabungkan 3 peristiwa alam sekaligus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com