Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Pulang untuk Nikah, Suliono Bilang Akan Nikah dengan Bidadari

Kompas.com - 11/02/2018, 19:51 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Orangtua Sulionopelaku penyerangan di Gereja Santa Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, sempat meminta agar anaknya pulang dan tinggal di Banyuwangi untuk menikah.

Namun, Suliono menolak permintaan tersebut karena jika menikah, ia ingin menikah dengan bidadari.

"Saya suruh pulang, nikah saja. Tapi enggak mau, katanya mau nikah sama bidadari," kata Mistadji, ayah kandung Suliono, kepada Kompas.com, Minggu (11/2/2018).

Suliono adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Mistadji dan Edi Susiyah. Keempat bersaudara itu semuanya laki-laki. Menurut pengakuan pria yang bekerja sebagai buruh tani tersebut, Suliono adalah anak yang baik dan rajin beribadah.

Sementara itu, Mubarok (58), tetangga Suliono yang juga mantan Kepala Desa Kandangan, Minggu (11/2/2018), mengatakan kenal baik dengan keluarga Suliono, bahkan sejak Suliono masih anak-anak.

"Dia rajin beribadah sejak kecil dan sering saya minta untuk mengaji saat ada acara pengajian karena suaranya saat baca Al Quran bagus sekali. Anaknya juga sangat cerdas," ujar Mubarok.

Baca juga: Rumahnya Didatangi Wartawan, Keluarga Penyerang Gereja Santa Lidwina Minta Jangan Diganggu

 

Saat lulus SMP, menurut Mubarok, Suliono pernah mondok selama enam bulan di Pondok Pesantren Ibnu Sina Genteng Banyuwangi milik KH Maskur Ali, Ketua PCNU Banyuwangi. Namun, Suliono keluar karena mengaku tidak sepaham dengan ilmu yang diajarkan di pondok pesantren tersebut.

"Saat itu dia keluar dan pindah ke Witabonda Morowali, tinggal dengan kakaknya. Namun, karena alasan tidak sepaham dengan kakaknya, dia pindah lagi ke Palu. Saya tahu karena kakaknya selalu berkomunikasi dengan saya dan Suliono juga pernah langsung bilang ke saya kalau enggak sepaham pemikirannya dengan apa yang saya yakini," jelas lelaki yang tinggal sekitar 200 meter dari rumah keluarga Suliono itu.

Diberitakan sebelumnya, seorang pria melakukan penyerangan dengan senjata tajam saat ibadah misa di Gereja Santa Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018) pagi. Akibatnya, tiga umat, satu orang romo, dan satu anggota polisi mengalami luka akibat sabetan pedang.

Baca juga: Penyerang Gereja Santa Lidwina Sering Berpindah Tempat Tinggal

Kompas TV Pihak Kepolisian Sektor Cibadak belum bisa memberikan keterangan resmi, karena langsung melakukan pengejaran kepada para pelaku yang diduga masih di bawah umur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com