Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malu dengan Penyakit yang Diderita, Wajah Siswa Ini Selalu Ditutup

Kompas.com - 10/02/2018, 11:00 WIB
Irwan Nugraha,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Rendi (15), pelajar kelas IX di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, selama ini menderita penyakit yang sebelah wajahnya tampak lebih besar dari sebelahnya. Warga Kampung Cirangkong RT 03 RW 02, Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat itu, memiliki benjolan daging di mukanya yang hampir menutup sebagian wajahnya.

Rendi, selama ini tak kuasa menahan malu. Setiap keluar rumah ia selalu menutup wajahnya dengan hoody, kaos atau jaket yang berpenutup kepala.

Orang tua Rendi, Akin (43), mengatakan tak berdaya melihat kondisi anak pertamanya tersebut. Secara ekonomi dia tak mampu mengobati anaknya.

Akin tahu anaknya mengidap penyakit itu sejak putranya berusia tiga tahun. Benjolan daging itu semakin besar seiring pertambahan usia putranya. Sekarang, sebagian wajah dan mata sebelah kanannya tertutup.

"Beberapa kali diperiksa ke dokter, tapi tak diketahui penyakit anak saya apa. Tapi dokter menyuruh benjolan di wajah anak saya untuk segera dioperasi," kata Akin di hadapan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, saat mengisi acara dakwah dan seni di Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung, Jumat (9/2/2018) malam.

Saat bertemu Dedi, Rendi, yang memakai hoody, metupi sebagian wajahnya. Anak itu hadir dan menonton acara seni dan dakwah keliling yang diprakarsai Dedi Mulyadi yang akan maju dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Di tengah acara, seperti biasa Dedi dan Komedian Sunda Ohang, memanggil anak-anak untuk naik ke atas panggung. Rendi yang disusul ayahnya naik ke atas panggung dan langsung mencurahkan kesulitan hidupnya selama ini.

Orang tua anak itu bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan sekitar Rp 40 ribu sehari.

"Pasrah saja, Pak. Pernah dibawa ke rumah sakit dan harus dibedah, tapi biayanya Rp 12 Juta," kata Akin.

Akin mengemukakan, keluarganya tidak memiliki Kartu BPJS Kesehatan. Selama ini, dia hanya menunggu belas kasihan dermawan untuk membantu kesembuhan penyakit anaknya.

"BPJS gak punya, Pak," ujar dia.

Tanpa diduga, warga yang hadir mengumpulkan uang untuk membantu pengobatan Rendi. Malam itu, terkumpul uang Rp 15 juta dan langsung diserahkan kepada Rendi yang didampingi ayahnya.

Dedi juga berjanji akan membatu Rendi. 

"Insya Allah saya siap tanggung jawab soal biaya, pokoknya sampai anak Bapak sembuh total. Bapak bisa simpan nomor telepon saya," kata Dedi sembari memberikan nomor ponselnya untuk dicatat.

Saat mengetahui hal itu, pihak aparat desa setempat pun berjanji akan membantu membawa Rendi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung.

"Saya minta tolong Ibu Kades, mohon dampingi ke RSHS. Mintakan segera ditangani, kalau harus operasi, segera operasi. Penyakit ini butuh penanganan khusus," kata Dedi.

Rendi bersama ayahnya pun tak henti-hentinya memeluk Dedi Mulyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com