Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perempuan di Balik Suvenir Asian Games 2018

Kompas.com - 09/02/2018, 17:15 WIB
Muhlis Al Alawi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com — Kepiawaiannya membuat kerajinan wayang kulit mendatangkan berkah bagi Retno Lawiyani, warga Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Ibu satu anak ini tak menyangka didapuk menjadi pembuat undangan Asian Games 2018 dan suvenir dengan bahan kulit kerbau dan motif kulit.

"Awalnya saya enggak mengira. Sampai banyak media mencari saya. Dalam hati saya seneng karena dampaknya positif untuk wisata kampung wayang di desa kami secara keseluruhan," kata Retno yang dihubungi Kompas.com, Jumat (9/2/2018).

Retno mengungkapkan, sebelum menjadi pembuat undangan dan suvenir Asian Games 2018, dirinya pernah dicari banyak media saat merintis kampung wayang. Kondisi itu terulang kembali setelah dia menyelesaikan 65 paket suvenir dan undangan Asian Games

HASIL KARYA--Retno Lawiyani menunjukkan hasil karya yang dibuat untuk undangan dan sovenir Asen Games 2018 di Jakarta dan Palembang. KOMPAS.com/Dokumentasi Retno HASIL KARYA--Retno Lawiyani menunjukkan hasil karya yang dibuat untuk undangan dan sovenir Asen Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Menurut Retno, dua tahun lalu, dia didatangi orang dari pihak ketiga yang mencari suvenir yang bisa bikin dari bahan kulit dan tanduk kerbau.

Setelah bertemu, dia diminta membuat contoh karya berupa gunungan dan suvenir berupa badak, rusak dan burung.

(Baca juga: Helm "Handmade" dari Jogja, Tabung Gas Melon hingga "Maaf Sudah Menikah" (2))

Setelah contoh suvenir itu jadi, lanjut Retno, rekanan itu lalu membawanya ke Jakarta. Dia menduga, contoh karyanya itu dipresentasikan untuk berkompetisi dengan pengrajin lainnya.

"Lalu saya mendapatkan kabar kalau contoh karya saya itu sudah disetujui," ujar Retno.

Namun setelah itu, lanjut Retno, dia tidak mendapatkan kabar lagi terkait keberlanjutan kerjasamanya. Setahun kemudian, tepatnya pertengahan 2017, Retno dihubungi lagi dan diminta mengirim sampel serupa.

"Setelah contoh karya saya kirim ada beberapa revisi yang disesuaikan dan akhir November 2017, pesanan itu sudah saya kirim ke Jakarta," kata Retno.

Retno mengungkapkan, satu set suvenir Asian Games berisi empat jenis. Empat jenis itu berupa gunungan, badak, rusa dan burung.

Retno mengatakan, wayang mini yang dibuatnya terbuat dari kulit kerbau asli dengan cempurit atau gapit dari tanduk kerbau.

Satu set suvenir terdiri atas empat wayang mini yang meliputi satu gunungan dan tiga maskot Asian Games yakni Bhin-bhin (burung cendrawasih), Atung (rusa), dan Ika (badak bercula satu).

Masing-masing wayang memiliki dimensi berbeda. Gunungan berukuran lebar 180 mm, tinggi (tidak termasuk gapit) 297 mm, panjang gapit 80 mm dengan lebar bundaran gapit 10 mm. Wayang Bhin-bhin berukuran lebar 96 mm, tinggi (tidak termasuk gapit) 90 mm, panjang gapit 51 mm dan lebar gapit 4 mm.

Wayang Atung berukuran lebar 86 mm, tinggi (tidak termasuk gapit) 125 mm, panjang gapit 51 mm dengan lebar gapit 4 mm. Wayang Ika lebarnya 150 mm, tinggi (tidak termasuk gapit) 180 mm, panjang gapit 56 mm, dan lebar gapit 4 mm.

"Gunungan difungsikan sebagai undangan ke masing-masing negara. Sementara tiga lainnya untuk suvenir dan maskot," ungkap Retno.

Inilah undangan dan tiga suvenir Asian Games besutan Retno Lawiyani, seniwati asal Wonogiri, Jawa Tengah.dok. Retno Lawiyani Inilah undangan dan tiga suvenir Asian Games besutan Retno Lawiyani, seniwati asal Wonogiri, Jawa Tengah.

Mendapatkan kepercayaan membuat suvenir Asian Games 2018, Retno tak main-main. Apalagi karya seni yang dibuat nantinya akan dipersembahkan untuk tamu-tamu Indonesia dalam Asian Games yang digelar di Palembang.

"Pengerjaannya harus sempurna benar karena ditujukan kepada berbagai negara. Jadi hasil karyanya harus halus, sempurna dan ukuran harus sama tidak boleh selisih satu milimeter pun," kata Retno.

Untuk mengerjakan suvenir itu, Retno dibantu Sujoko, suaminya, dan sepuluh pengrajin wayang. Pasalnya, bila sendirian dia tak mungkin menyelesaikannya dalam waktu sebelum.

"Kalau saya kerja sendiri dengan waktu satu bulan tidak akan bisa terselesaikan. Dua minggu untuk persiapan bahan dan sisanya dua minggu pengerjaan dan finisihing. Waktu itu pun mepet dan seperti kejar tayang. Sampai saya lembur dan kurang tidur," tandas Retno.

(Baca juga: Mobil Unik Bermuka Dua Ditilang Polisi di Bandung)

Untuk membuat suvenir dan undangan, Retno tidak kesusahan mencari bahan. Kesehariannya sebagai pengrajin wayang dan sudah memiliki banyak pelanggan memudahkannya mendapatkan bahan-bahannya.

Kampung Wayang

Retno bercerita kelihaian membuat wayang sudah diturunkan dari orangtuanya. Bahkan warga satu kampung di dusunnya sudah turun temurun menjadi pengrajin wayang hingga akhirnya dinobatkan sebagai kampung wayang.

Dia pun tak hanya ahli membuat wayang saja. Lukis wayang pada kaca, kanvas hingga membuat baju dengan tema wayang beber juga menjadi keseharian pekerjaannya.

Ketekunannya berkarya dalam seni pembuatan wayang kulit juga menjadikan dirinya banyak mendapatkan pesanan dari luar negeri. Untuk harganya, satu suvenir paling murah berupa pembatas buku dan gantungan kunci senilai Rp 10.000. Karya lainnya, seperti Gunungan dijual mulai Rp 2,5 juta hingga puluhan juta rupiah.

"Semua tergantung pesenan dan modifikasinya. Kalau lukisan tidak terbatas bisa sampai dua puluh jutaan rupiah," ungkap Retno.

Retno menambahkan selain jadi sentra pengrajin wayang kulit, lanjut dia, kampung halamannya juga menjadi salah satu destinasi wisata wayang. Wisatawan dapat menyaksikan proses pembuatan wayang dari awal hingga akhir.

Untuk pengrajin wayang yang profesional di kampung halamannya, Retno memperkirakan mencapai 50 orang. Bahkan untuk memberikan pengetahuan kepada anak, seni kerajinan wayang kulit sudah masuk pada mata pelajaran mmuatan lokal di SD dan SMP.

 

 

Kompas TV Keterbatasan fisik tidak menghambat seorang penyandang disabilitas di kota Malang Jawa Timur untuk berkarya. Bahkan kini sudah dipasarkan hingga ke luar kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com