Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helm "Handmade" dari Yogya, Tabung Gas Melon hingga "Maaf Sudah Menikah" (2)

Kompas.com - 09/02/2018, 16:00 WIB
Wijaya Kusuma,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.comDi Yogyakarta, pria bernama Agung Budi Triyono (40) membuat helm unik. Tak tanggung-tanggung, pemilik Gung's Helm Retro ini terinspirasi dari tabung gas melon 3 kg.

Helm bentuk tabung gas melon 3 kg ini hanyalah salah satu karya kreatif Agung Budi Triyono. Awalnya, usahanya diberi nama Agung's Helm Retro.

(Baca selengkapnya: Uniknya Helm Tabung Gas Melon dari Yogyakarta (1))

 

Usahanya awalnya diberi nama "Juragan Helm Lawas". Namun, setelah mendapat masukan salah satu temannya, Agung menganti menjadi Gung's Helm Retro. Nama ini mulai dipakai pada akhir 2015.

"Saat touring ke Bali, disana ada teman yang bilang, nama, kok, panjang banget, susah diingat. Terus dia kasih masukan nama Gung's, ya sekarang jadi Gung's Helm Retro ini," tuturnya.

Dia menuturkan, setelah sempat berpindah-pindah lokasi lokakarya, akhirnya Agung menetap di lokasi lokakarya yang sekarang berada di Jalan Tentara Zeni Pelajar, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta. Saat ini ada dua orang yang membantunya di lokasi tersebut.

"Sekarang, lokasi workshop saya di Jalan Tentara Zeni Pelajar, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta. Dulu sempat pindah-pindah tempat," ujarnya.

Agung Budi Triyono (40) pemilik Agungs Helm Retro menggunakan helm tabung gas melon 3 kg KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Agung Budi Triyono (40) pemilik Agungs Helm Retro menggunakan helm tabung gas melon 3 kg
Dia menuturkan, dirinya tidak menyediakan barang ready stock atau memajang helm karyanya karena perputarannya lebih lambat. Oleh karena itu, dia hanya memproduksi ketika ada pesanan.

"Jadi mereka sudah bawa konsep grafisnya. Di sini kami obrolkan lagi bagusnya seperti apa, lalu kalau sudah, baru dibuat. Terus mau half face atau full face atau ada permintaan lainnya, kami cetak sendiri helmnya," tandasnya.

Semua helm karya-karyanya mulai dari mengecat hingga grafis merupakan handmade alias buatan tangan dan manual. Bahan-bahan yang digunakannya pun pilihan dan berkualitas. Bahkan, ada yang didatangkan dari luar negeri.

Agung memilih memasarkan produknya lewat online atau secara daring. Sebab, selain tidak membutuhkan toko, pemasaran lewat online dan memanfaatkan media sosial jangkauannya lebih luas.

"Yang datang langsung itu hanya kira-kira 20 persen, 80 persen pesan via online. Kalau soal harga di sini mulai Rp 200.000 sampai Rp 400.000," ujarnya.

(Baca juga: Ramai Helm Bergaya "Tabung Gas Melon", Langgar SNI?)

Pemesan produk karyanya pun tak hanya datang dari Yogyakarta, justru kebanyakan dari luar kota. Bahkan, ada pula yang dari luar negeri.

"Kebanyakan dari luar kota, ada Jakarta, Aceh, Sulawesi. Luar negeri juga ada, dari Malaysia," kata Agung.

 

Dua helm produk Gungs Helm Retro KOMPAS.com / Wijaya Kusuma Dua helm produk Gungs Helm Retro

Pemesan produknya pun tak hanya warga biasa. Beberapa artis Indonesia pun pernah memesan helm di tempatnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com