Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deddy Mizwar: Dibongkar Saja Bangunan Penyebab Banjir dan Longsor

Kompas.com - 09/02/2018, 08:06 WIB
Reni Susanti

Editor

BOGOR, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta masyarakat untuk tidak menempati dataran tinggi maupun tebing di wilayah rawan longsor seperti Bogor. Ia pun meminta warga meningkatkan kewaspadaan.

"Saya lihat di sini (Bogor) BPBD siaga 24 jam, karena cuaca, masih seperti ini, sama seperti waktu kejadian bencana, curah hujan tinggi dan lama," ujar Demiz, sapaan akrabnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (9/2/2018).

Demiz menyebut, dari 40 kecamatan yang ada di kabupaten Bogor, 24 kecamatan merupakan rawan bencana. Karena itu, ia meminta masyarakat tidak nekad membangun pemukiman di dataran tinggi atau tebingan rawan longsor, serta pemerintah tegas menegakkan aturan.

"Masyarakat jangan sembarangan bangun rumah, di daerah rawan seperti di Bogor ini, pemerintah terkait juga jangan mempermudah IMB-nya," ucap Demiz.

(Baca juga : Hingga 31 Mei 2018, Jabar Siaga Darurat Bencana Banjir dan Longsor)

Aturan, harus diberlakukan tanpa pandang bulu. Karena bangunan yang dibangun di kawasan seperti itu juga mengurangi daya konservasi sebuah kawasan yang harusnya mampu menjadi daerah resapan air.

"Bagi yang punya bangunan mewah tapi tak mengantongi IMB yang sah, kalau bisa dibongkar sendiri. Dibongkar saja, kalau akhirnya jadi penyebab banjir, longsor, apalagi bangunan liar yang tak punya IMB, itu dosa besar," kata Demiz.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) merilis status siaga darurat bencana banjir dan longsor di Jawa Barat.

Status ini berlaku sampai 31 Mei 2018, termasuk untuk kawasan Kabupaten Bogor yang beberapa wilayahnya mengalami longsor pada Senin (5/2/2018).

(Baca juga : Pasca Longsor di Cijeruk, Rute Bogor-Sukabumi Ditargetkan Normal pada 14 Februari)

Aher menjelaskan, setidaknya 82 persen wilayah Jawa Barat dan 90 persen (khususnya di Kabupaten Bogor) termasuk wilayah rawan bencana.

Karenanya, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terutama untuk tidak tinggal di dataran tinggi maupun wilayah tebing. Upaya penyebarluasan informasi akan terus dilaksanakan sebagai tindakan preventif.

"Jawa Barat itu wilayah bumi vulkanik muda. Subur tapi rawan bencana. Masyarakat bisa turut menjaga lingkungan dan menormalisasi kawasan hutan yang menjadi kunci utama dalam keseimbangan lingkungan," tuturnya.

 

Kompas TV Pembongkaran ini sudah disosialisasikan kepada masyarakat sejak Rabu malam kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com