Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahagianya Istri Guru yang Tewas Dianiaya Siswa Saat Lihat Janinnya via USG

Kompas.com - 08/02/2018, 14:58 WIB
Caroline Damanik

Editor

SAMPANG, KOMPAS.com - Duka masih menggelayut di hati, Sianit Sinta (23), istri Achmad Budi Cahyono, guru SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur, yang tewas setelah dianiaya siswanya.

Dalam sehari, perempuan yang tengah hamil 5 bulan ini terus menerus menerima kedatangan tamu yang datang melayat ke rumahnya sejak suaminya pergi, Kamis (4/2/2018).

Saat ditemui di rumahnya di Kleyang, Kabupaten Sampang, Rabu (7/2/2018) siang, Sianit terlihat duduk lemas di atas kursi. Ada satu bantal kecil di belakang punggung Sianit untuk menjaga agar punggungnya tetap lurus.

(Baca juga: Penganiayaan Guru oleh Siswa di Sampang, Begini Kronologinya...)

Di sela itu, Sianit bercerita bahwa dia sudah melakukan pemeriksaan Ultrasound Sonography (USG) terhadap calon bayi yang dikandungnya.

"Alhamdulillah, aktivitas padat tidak mengganggu kehamilan saya, bahkan kemarin saya periksa USG, calon bayinya ternyata laki-laki,” tutur Sianit sembari tersenyum.

Sianit berharap, kehamilannya lancar hingga persalinan. Doanya pula agar kelak anaknya bisa meneruskan perjuangan almarhum ayahnya.

“Semoga lancar hingga lahiran, juga bisa meneruskan perjuangan almarhum Mas Budi di sekolah,” ungkap Sianit.

Sementara itu, Lukman (30), adik ipar Budi, juga telah mengetahui bahwa jenis kelamin calon keponakannya adalah laki-laki.

“Iya benar Mas. Kemarin saya dan keluarga mengantar Mbak Sianit untuk periksa USG. Alhamdulillah calon bayinya laki-laki,” tuturnya.

(Baca juga: Cerita Istri tentang Saat-saat Terakhir Guru di Sampang yang Dianiaya Siswanya)

Lukman juga mengaku bersyukur, kehamilan kakak iparnya tersebut terus diberikan kesehatan.

“Alhamdulillah, kandungan Mbak Sianit sehat meskipun aktivitas sehari-harinya sangat berat, apalagi hari pertama meninggalnya Mas Budi,” kata Lukman.

Lukman mengatakan, hingga hari keenam kepergian kakaknya, petakziah terus datang ke rumah.

"Tiap hari Mas dari pagi. Enggak berhenti, bahkan sampai malam," kata Lukman.

"Alhamdulillah dan terimakasih pada semua yang peduli dengan kepergian Mas Budi kami mohon maaf apabila dalam penyambutan kurang maksimal," tambahnya.

Berharap pelaku dihukum

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com