Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maju Cagub NTT, Benny Harman Gelar Ritual Adat Potong Kerbau

Kompas.com - 08/02/2018, 06:58 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Bakal Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Benny Kabur Harman, meminta restu leluhur dengan menggelar ritual adat potong kerbau, saat mendatangi Kabupaten Sumba Barat Daya.

Kedatangan Benny Harman, didampingi Bakal Calon Wakil Gubernur NTT Benny Litelnoni dalam rangka deklarasi paket dengan tagline Harmoni.

Sebanyak 3.000 orang hadir dalam deklarasi dan ritual adat pasangan bakal calon yang diusung Partai Demokrat, PKS, dan PKPI ini. Acara digelar di Gedung Serba Guna Aula Paroki Katedral, Sumba Barat Daya, Kamis (7/2/2018).

Sebelum melakukan deklarasi dan ritual adat, Benny Harman menemui Uskup Weetebula, Mgr Edmundus Woga, CSsR di Istana keuskupan Weetebula, Sumba Barat Daya.

(Baca juga : Fakta Seputar Pilkada NTT: Perang Bintang )

Kehadiran Benny, untuk meminta doa dan restu keikutsertaanya sebagai cagub NTT yang berpasangan dengan Benny Litelnoni.

Seusai bertemu uskup, pasangan calon itu kemudian melakukan kegiatan deklarasi dan ritual adat untuk meminta doa dan restu kepada leluhur di Pulau Sumba. Pada saat ritual adat, Benny diberikan pedang untuk memulai pemotongan hewan kerbau.

Dalam sambutannya, Benny menceritakan keseriusannya maju sebagai calon gubernur. Ia merasa terpanggil untuk membangun NTT.

Menurut Benny, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di NTT, terutama pembangunan, mensejahterakan masyarakat, dan meningkatkan perekonomian.

"Saya terpanggil untuk bagaimana meningkatkan pembangunan, bagaimana meningkatkan lapangan kerja. Jadi saatnya saya pulang kampung dan membuktikan agar NTT bisa lebih baik," tegas Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini.

Karena itu, untuk membuktikan keseriusannya membangun NTT, Benny lebih awal mundur dari DPR, meski KPU belum menetapkannya sebagai peserta Pilkada NTT 2018.

"Lebih enak saya memilih di Jakarta, tapi karena NTT rumah saya, makanya saya harus pulang kampung," papar politisi yang tiga periode menjadi anggota DPR RI.

(Baca juga : Alasan SBY Usung Benny Kabur Harman pada Pilkada NTT )

Sementara itu, ketua koalisi pasangan Beny Harman dan Benny Litelnoni, Jefry Riwu Kore menyebutkan, kegiatan yang dilakukan merupakan rangkaian dan bentuk silaturahim dengan masyarakat NTT.

"Ritual sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang ada di Sumba. Kita harapkan ritual ini sebagai penghormatan dan sebuat tradisi agar tidak boleh punah," tegas Jefry yang juga wali kota Kupang.

Jefry pun berterima kasih atas sambutan masyarakat Sumba dengan kehadiran cagub Benny Harman dan Benny Litelnoni.

Terkait kegiatan ritual adat yang sering dilakukan Benny Harman, Jefry mengaku, hal itu adalah bagian dari cita-cita luhur dari koalisi partai politik.

"Bagus dong kalau kegiatan dilakukan dengan ritual adat, karena untuk memperkuat kebudayaan dan adat istiadat kita. Apalagi di NTT itu beragam adat dan kebudayaan, tentu pas dengan nama koalisi ketiga partai politik yaitu Koalisi Kebhinekaan," tutupnya.

Kompas TV Tahapan penetapan bakal calon baru dilakukan KPU Senin, 12 Februari 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com