YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Gunung Kidul, Yogyakarta, mencatat tanah ambles selama beberapa bulan terakhir berada di 6 kecamatan sebanyak 11 titik.
Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Gunungkidul, Handoko mengatakan, dari laporan yang masuk, ada 11 titik di 6 kecamatan yang mengalami tanah ambles, yakni di Kecamatan Saptosari, Purwosari, Rongkop, Tepus, Ponjong, dan Semanu.
"Sebelas titik itu baru laporan yang masuk, tetapi kemungkinan lebih banyak, karena sebagian pihak desa tidak melaporkan ke BPBD," kata Handoko saat ditemui di sela pemantauan di Dusun Pringluwang, Desa Bedoyo, Ponjong, Rabu (7/2/2018).
Kondisi tanah ambles dengan luasan beragam mulai dari dua meter hingga belasan meter terjadi di Kabupaten Gunung Kidul. Fenomena amblesan ini karena ada rongga di bawah tanah yang tidak mampu menampung banyaknya air dari atas tanah saat curah hujan sedang tinggi.
Baca juga : Tanah Ambles di Gunung Kidul Meluas, Warga Diimbau Bikin Saluran Air
Salah seorang warga pemilik tanah ambles, Sakino mengatakan, sebelum peristiwa itu terjadi, lahan pertanian miliknya dipenuhi air, lalu air masuk ke amblesan tanah.
"Sebelum ambles, pertanian saya penuh dengan air, lalu airnya masuk ke lokasi itu," ucapnya.
Baca juga : Soal Lubang dan Tanah Ambles di Gunungkidul, Begini Kata Ahli Geologi UGM
Sakino juga yakin, di bawah tanah pertanian miliknya terdapat aliran sungai.
"Saya yakin, karena menurut cerita turun temurun ada sebuah gua yang panjang pernah ditelusuri zaman dulu," katanya.