Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Sahaleta pada Kaki Palsu yang Sedang Dikikir

Kompas.com - 07/02/2018, 12:20 WIB
Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Sepintas, Sahaleta (27) terlihat seperti pemuda normal lainnya. Wajahnya bersih terbilang ganteng, dan badan tegap berotot.

Sahaleta yang duduk di kursi tak mengalihkan pandangannya dari mesin pengikir marmer. Mesin penghalus ini juga digunakan untuk menghaluskan batangan kaki miliknya.

Jangan kaget dulu, batangan kaki milik pemuda asal Aceh Tengah ini memang sedang dihaluskan untuk disesuaikan ukurannya dan itu adalah batangan kaki palsu. Dia menjadi pemuda penyandang disabilitas karena kaki kanannya harus diamputasi.

Sahaleta kehilangan kaki karena sebuah kecelakaan di jalan raya yang dialaminya pada tahun 2015.

“Waktu itu saya menggunakan sepeda motor bersama teman menuju Blang Kejeren, Kabupaten Gayo Lues, tetapi saat berada di ruas jalan dengan medan perbukitan tiba-tiba dinding bukit longsor dan kami terjatuh ke jurang dengan tertimbun tanah. Seorang teman saya tewas,” kisahnya, sambil menunggu kaki palsu miliknya selesai dipaskan ukurannya, Selasa (6/2/2018).

Bersama 75 penyandang disabilitas lainnya, Sahaleta mendapat pembagian kaki palsu baru pada program pembagian kaki palsu yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura dan Yayasan Kick Andy bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Aceh.

Baca juga: Kehilangan Satu Kaki akibat Terpotong Gergaji Mesin, Miskan Butuh Kaki Palsu

Kepala Dinas Sosial Aceh Al-Hudri mengatakan, Dinsos Aceh memiliki program rutin untuk penyandang tunadaksa setiap tahunnya dengan memberikan kaki palsu.

“Selain program sendiri, kami juga bekerja sama dengan banyak pihak untuk membantu para disabilitas mendapatkan sarana untuk memudahkan mereka, misalnya kaki palsu untuk mereka yang memang tidak memiliki sebagian atau keseluruhan kakinya,” ujar Al-Hudri.

Untuk semester pertama tahun 2018, sebut Al-Hudri, ada 75 penyandang tunadaksa bagian kaki dari 17 kabupaten/kota di Aceh yang diundang untuk mendapatkan kaki palsu baru.

“Dengan adanya kaki palsu yang baru ini diharap bisa lebih memudahkan aktivitas mereka sehari-hari,” sebut Al-Hudri.

Sebelumnya, ucap Al-Hudri, para penyandang disabilitas yang dipilih ini sudah terlebih dahulu diukur kakinya pada Desember 2017 lalu, kini mereka tinggal menerima kaki baru dan menggunakannya.

“Namun, kaki baru ini tetap dilakukan finishing lagi untuk menyesuaikan ukuran kaki. Pastinya ada perubahan ukuran, bisa jadi si penyandang disabilitas mengalami naik berat badan atau malah turun berat badannya sehingga ukuran kaki kembali harus disesuaikan,” jelas Al-Hudri.

Baca juga: Cerita Ali, Pegawai Perusahaan Iklan yang Jadi Pembuat Kaki Palsu

Sahaleta pun mengaku bahwa kaki baru yang akan digunakannya ini harus sedikit dibesarkan ukurannya agar lebih memberi rasa nyaman.

“Kali ini sepertinya bagian punggung kaki agak berbeda bahannya dari kaki sebelumnya. Kali ini terbuat dari bahan spons, mungkin akan nyaman memakainya, tetapi belum tahu bisa bertahan berapa lama," ujar pria yang sehari-hari bekerja di instalasi gizi RS Datu Beru, Aceh Tengah, ini.

Bagi Sahaleta, kaki palsu ini sangat membantu aktivitasnya sehari-hari yang juga bertugas di rumah sakit.

Dia mengharapkan, bantuan ini bisa membuat para penyandang disabilitas beraktivitas dengan lebih baik.

Kompas TV Lempengan berbentuk huruf "C" dipasang di dua kaki anjing yang telah diamputasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com