Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aher: Kita Hidup di Kawasan Rawan Bencana

Kompas.com - 07/02/2018, 11:38 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyatakan belasungkawa atas korban bencana longsor di Kabupaten Bogor. Ia pun meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaannya.

"Pertama kami turut berduka, Pemprov Jabar menyatakan belasungkawa atas musibah longsor di Kampung Maseng, Warung Menteng, Cijeruk, Kabupaten Bogor, yang besar kemungkinan menewaskan lima orang. Innalillahi wainna ilaihi rajiun," ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (7/2/2018).

Menurut dia, Pemprov bersama Pemkab Bogor saling bahu membahu bersama TNI dan Polri dalam proses evakuasi dan pencarian jasad korban.

Pemda pun memiliki stok bantuan bencana cukup memadai, baik di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten maupun provinsi.

(Baca juga : Longsor Puncak, Seorang Warga Tewas, 4 Luka, 3 Hilang)

Selain itu, pihaknya bersama Kementerian Sosial akan memberikan uang kerohiman maupun menyelesaikan pengurusan jenazah korban meninggal akibat tertimbun longsor.

Bagi korban selamat, pihaknya menyediakan medis dan psikolog yang diperuntukan memulihkan trauma atau psikologi para korban.

"Dalam mengantisipasi peristiwa serupa tidak menimbulkan korban jiwa, kami sudah mitigasi bencana, bahwa wilayah Bogor itu 90 persennya rawan bencana," ucapnya.

"Maka itu, kewajiban kita terus memberikan kesadaran bahwa kita itu tinggal di daerah rawan bencana. Tinggal di daerah vulkanis muda, ditambah curah hujan tinggi, jadi harus waspada terutama yg bermukim di lahan kritis," tambahnya.

(Baca juga : Longsor Puncak Bogor, Lalu Lintas Dialihkan via Sukabumi dan Jonggol)

Pihaknya juga akan menegakkan aturan secara tegas jika masih ada masyarakat yang nekat membangun pemukiman di dataran tinggi atau tebingan rawan longsor seperti di Bogor.

"Pemerintah harus tegas menegakkan aturan terkait daerah-daerah yang rawan bencana, khususnya tebing atau dataran tinggi itu tidak boleh dibangun, apalagi sampai dijadikan pemukiman," katanya.

Aher menyarankan, masyarakat yang ingin membangun rumah sebaiknya mengikuti ilmu teknik sipil. Tujuannya agar bangunan kokoh dan dapat memperhitungkan lokasi yang baik untuk pembangunan rumah.

"Bangunan itu perlu IMB, kalau ada IMB, pasti ada koreksi apakah memenuhi syarat atau belum," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com