Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Warga Pematangsiantar "Suspect" Difteri, Soal Jumlah Masih Diselidiki

Kompas.com - 06/02/2018, 17:37 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis

Surat edaran KLB difteri di salah satu rumah sakit swasta Kota Pematangsiantar, Selasa (6/2/2018).KOMPAS.com/Tigor Munthe Surat edaran KLB difteri di salah satu rumah sakit swasta Kota Pematangsiantar, Selasa (6/2/2018).
PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Sebanyak tiga warga Kota Pematangsiantar menjadi suspect difteri setelah sempat mendapat perawatan di salah satu rumah sakit swasta sebelum dikirim ke RS Adam Malik, Kota Medan.

Data ini diperoleh dari petugas Humas Rumah Sakit Vita Insani (RSVI) Kota Pematangsiantar, Coki Pardede, Selasa (6/2/2018) siang.

Menurut Coki, ada lima pasien suspect dirawat di RSVI sejak 1 Februari hingga 5 Februari 2018. Tiga di antaranya warga Kota Pematangsiantar dan dua warga Kabupaten Simalungun.

Namun, kelimanya kemudian dikirimkan ke RS Adam Malik untuk mendapat perawatan selanjutnya.

"Rumah sakit kami memiliki ruang isolasi yang terbatas dan alat untuk mendeteksi difteri tidak ada. Itu alasan kami merujuk pasien ke RS Adam Malik," terang Coki.

Baca juga: RS Soedono Madiun Rawat Ibu dan Dua Putranya yang Positif Difteri

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, dokter Ronald Saragih, secara terpisah menyebutkan, menurut informasi yang dia terima, untuk sementara hanya satu orang yang suspect difteri.

Ronald tidak membantah dan tidak membenarkan saat data dari RSVI disampaikan kepadanya, yaitu soal adanya tiga warga yang menjadi pasien suspect difteri.

"Ya, menurut informasi sementara satunya itu. Satu tidak. Kami masih koordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumatera Utara dan RS Adam Malik," ujar Ronald.

Terkait tindakan terhadap situasi ini, Ronald mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan epidemiologi sambil menunggu hasil dari RS Adam Malik, soal apakah satu atau tiga orang suspect difteri warga Kota Pematangsiantar.

"Kita tunggu perkembangan karena staf masih koordinasi dengan Dinkes provinsi dan RS Adam Malik tentang pasien yang dikirim ke sana," tuturnya.

Adapun untuk melakukan vaksinasi di wilayah Kota Pematangsiantar, Ronald belum memastikan waktu pelaksanaannya dan berdalih akan mengabari kemudian.

Dinas yang dia pimpin, kata dia, sudah mempersiapkan vaksin yang nantinya jika tak mencukupi akan di-back up oleh Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Ronald enggan membeberkan jumlah stok vaksin di dinasnya.

Baca juga: Diduga Terinfeksi Difteri, Tiga Orang di Kepri Dinyatakan Sembuh

Sementara itu, salah seorang pegawai rumah sakit swasta berinisial P menyatakan kekhawatirannya dengan kemungkinan penularan bakteri difteri.

Sebab, salah satu pasien suspect difteri merupakan karyawan rumah sakit tersebut yang sudah dikirim ke RS Adam Malik.

"Memang sudah ada proteksi dari manajemen agar menggunakan masker standar dan cuci tangan guna menghindari penularan, tapi kami butuh vaksin. Maunya pemerintah memberikan vaksin kepada kami," kata Ronald.

Togu Simorangkir, orangtua salah satu pasien difteri yang sempat dirawat di RSVI dan dikirim ke RS Adam Malik, menyebut Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar sangat lamban merespons kasus difteri ini.

"Lambat kali Dinkes Siantar itu. Sudah pantas Siantar itu KLB. Jangan main-main, ini berbahaya. Kadisnya sudah layak dicopot itu," ucap Togu.

Sedangkan di Kabupaten Simalungun, tempat tinggal Togu, akan dilaksanakan vaksinasi pada Rabu (7/2/2018) terhadap sekitar 397 kepala keluarga (KK).

"Di Silulu akan digelar vaksinasi terhadap sekitar 397 KK dan di sekolah Bumi (anak Togu), TK Tunas Bangsa PTPN 3 Kebun Bangun," ujar Togu, yang dikenal sebagai pegiat literasi di kawasan Danau Toba.

Kompas TV Di Medan, Sumatera Utara, Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik membantah tudingan lamban saat menangani pasien difteri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com