Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyusutan Lahan Basah di Perkotaan Akibatkan Bencana Alam

Kompas.com - 02/02/2018, 12:56 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Menyusutnya lahan basah di berbagai daerah di Indonesia menyebabkan bencana ekologi.

Beberapa kota kehilangan hutan mangrove akibat dikonversi menjadi lahan budi daya perairan di wilayah pesisirnya, yang kemudian memacu terjadinya abrasi pesisir.

Banjir rob yang semakin sering terjadi serta menurunnya permukaan tanah (subsiden), salah satunya akibat pemanfaatan air tanah yang berlebihan dan menyusutnya fungsi alami lahan basah.

“Keberadaan lahan basah ini sangat penting bagi kehidupan manusia di perkotaan karena lebih dari separuh penduduk dunia berada di wilayah ini,” kata Yus Rusila Noor, Head of Programme Wetlands International Indonesia, Jumat (2/2/2018).

Lahan basah ini sangat penting bagi kehidupan manusia di perkotaan. Jumlah ini terus meningkat sehingga mengubah wilayah pinggiran menjadi bagian dari perkotaan, atau meningkatnya urbanisasi. Kebutuhan penduduk juga semakin bertambah jumlah dan kualitasnya.

“Lahan basah harus dipertahankan dan dimanfaatkan secara bijak. Kawasan ini akan memberi berbagai manfaat ekonomi, sosial, maupun budaya,” ujar Yus.

Baca juga: Menteri Susi: Kita Akan Cabut Semua Rumpon agar Tak Ganggu Ekologi Laut

Yus mengajak pemimpin dan masyarakat kota untuk menerapkan kebijakan dan tindakan yang membantu pelestarian lahan basah di perkotaan.

Ada berbagai kota di dunia yang telah berhasil menerapkan komitmennya untuk memanfaatkan lahan basah perkotaan secara bijaksana dan dapat menjadi contoh untuk kota-kota lainnya.

Kota yang melaksanakan konsep tersebut akan diberikan penghargaan berupa Akreditasi Kota Lahan Basah (Wetland City Accreditation) oleh Konvensi Ramsar.

“Penghargaan disampaikan pada saat Conference of Parties ke-13 di Dubai, Oktober 2018. Mari kita jadikan kota kita dapat membuat hidup lebih hidup dengan melakukan tindakan untuk melindungi, mempertahankan, dan mengembalikan lahan basah di perkotaan,” jelas Yus Rusila Noor.

Kompas TV Objek Wisata Hutan Mangrove di Brebes Jadi Primadona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com