LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Hujan deras yang terjadi sepanjang hari Rabu hingga Kamis malam menyebabkan sejumlah wilayah di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dilanda banjir. Wilayah itu mulai dari Kecamatan Batu Layar, Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, hingga Desa Labuhan Tereng dan Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Gerung, Lombok Barat.
Kondisi banjir merata dan hingga Jumat (2/2/2018) sisa air hujan masih menggenangi rumah-rumah warga.
Di Desa Melase, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat, puluhan rumah warga masih tergenang sisa air hujan. Ketinggian air bahkan mencapai paha orang dewasa atau sekitar satu meter, bahkan air masuk ke rumah warga.
Muhammad Taher, warga Desa Melase, mengaku bingung karena dua hari ini dia tak bisa berada di rumahnya. Sebab, air sisa hujan menggenangi rumahnya hingga ke seluruh ruangan.
“Ini sudah dari kemarin belum surut. Saya bingung mau tidur di mana, air di dalam rumah saja sampai paha. Bingung ini dan tidak bisa ngapa-ngapain,” kata Taher yang masih berada di dalam rumahnya.
Taher berusaha menyelamatkan barang-barang berharga yang bisa diselamatkan. Namun, barang seperti kulkas dan lainnya dibiarkannya tergenang air hujan. Tiga sepeda motor milik Taher pun terendam air hujan yang belum surut.
Baca juga: Terseret Banjir, Seorang Kakek Ditemukan Meninggal di Atas Batu
Sementara itu, Farhan Taufik, anggota Babinsa Batu Layar Barat, mengatakan, dirinya sejak Rabu telah khawatir air akan menggenangi rumah warga, apalagi intensitas hujan sangat besar.
“Ini benar-benar harus diwaspadai karena hujan masih akan tetap turun. Ini lebih parah dari tahun sebelumnya,” ujar Farhan.
Farhan menelusuri rumah-rumah warga yang mulai ditinggalkan penghuninya karena ratusan warga memilih mengungsi ke rumah kerabat mereka yang masih aman dari genangan air hujan.
Sementara Sajarah mengaku tak berani meninggalkan rumah dan tiga kamar rumah kontrakannya, mengingat Rabu lalu satu kamar kebobolan pencuri.
“Inaq tidak berani tinggalkan rumah karena ada yang masuk ke kamar anak kos dan mencuri barang-barangnya,” ucap Sajarah.
Untuk mengantisipasi genangan air yang terus meninggi, warga secara swadaya membeli genset untuk menyedot air hujan yang merendam permukiman mereka.
Adapun di Desa Labuhan Tereng, sebanyak 230 jiwa terpaksa mengungsi karena rumah mereka diterjang banjir.