Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tak Curigai Aktivitas 2 Penjual Sandal yang Ditangkap Densus 88

Kompas.com - 01/02/2018, 17:57 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Warga sekitar tidak melihat adanya aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh dua pria, Zaenal dan Ageng Nugroho, sebelum ditangkap petugas Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri.

Kedua pria itu ditangkap Densus 88 di sebuah toko grosir sepatu di Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Kamis (1/2/2018).

Selama ini keduanya hanya terlihat berjualan sepatu, sendal, alat tulis, dan barang-barang kebutuhan rumah tangga.

"Engga ada gelagat aneh. Mereka baik, biasa saja, buka toko jam 08.00 WIB sampai Ashar sudah tutup," ungkap Sulistyowati (42), salah seorang warga yang rumahnya bersebalahan dengan toko kedua pria itu, Kamis siang.

(Baca juga : Densus 88 Tangkap Dua Pria Penjual Sandal di Temanggung )

Kepada Kompas.com, Sulistyowati mengaku kenal dengan Zaenal, salah satu pria yang ditangkap. Zaenal merupakan warga Dusun Bengkal yang menyewa toko milik kerabatnya, Muh Anshor, warga Bekasi, untuk dijadikan tempat berjualan.

"Saya kan yang diberi tanggung jawab toko ini, Zaenal lah yang mengontrak toko ini melalui saya. Kontraknya setahun sejak Mei 2017, tapi baru dipakai jualan September 2017," urainya.

Sedangkan dengan Ageng Nugroho, dirinya tidak terlalu mengenal. Sulistyowati hanya tahu kalau Ageng adalah warga Banjarnegara, yang belum lama bekerja dengan Zaenal.

Sebetulnya, sambung dia, toko tersebut dijaga oleh tiga orang. Selain Zaenal dan Ageng ada seorang pria lagi bernama Lucky. Namun saat penggrebekan, dia sedang libur.

Sulistyowati menyatakan, selama ini perilaku mereka baik dengan para tetangga. Dia belum pernah melihat ada kegiatan mencurigakan selama mereka menempati toko tersebut. Dia pun kerap melihat mereka beribadah di mushala tidak jauh dari toko.

"Makanya saya kaget sekali, tiba-tiba ada ramai polisi di depan rumah. Saya kira ada mobil mogok atau kecelakaan. Waktu saya keluar rumah juga, disuruh polisi masuk rumah lagi, enggak boleh lihat," ceritanya.

(Baca juga : Densus 88 Tangkap Terduga Agen Pengirim Teroris ke Filipina di Tarakan )

Hal sama disampaikan Ketua RW 1 Dusun Bengkal, Slamet Sugiarto (63). Selama ini tidak ada hal-hal yang mencurigakan selama mereka berjualan di toko tersebut. Dia mengaku mengenal Zaenal sebagai pemuda putus sekolah saat duduk di bangku sekolah dasar.

Zaenal pernah memiliki truk untuk usaha angkut pasir. Akan tetapi usaha tersebut bangkrut, lalu beralih menjadi penjual sepatu sandal yang ia beli dari sebuah pabrik di Banjarnegara.

"Saya kenal dia (Zaenal), dulu engga lulus SD, lalu pernah punya truk pasir tapi sepi. Lalu kerja di pabrik sapatu sandal, sampai sekarang jualan di toko ini. Saya engga curiga apa-apa dengan dia, setiap hari melayani konsumen yang rata-rata penjual eceran," ucapnya.

Seperti diberitakan, dua pria bernama Zaenal dan Ageng Nugroho ditangkap petugas Densus 88 Antiteror Polri di sebuah toko grosir sepatu, sandal, dan barang-barang kebutuhan rumah tangga di Jalan Temanggung-Magelang Km 3, Dusun Bengkal, Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Kamis (1/2/2018), sekitar pukul 08.30 WIB.

Keduanya langsung diamankan petugas masuk mobil bersama sejumlah benda-benda milik dua pria itu.

Penggerebekan berlangsung cepat, dua pria itu juga tidak melakukan perlawanan. Jalan raya depan toko, yang merupakan jalur utama Temanggung-Magelang, sempat ditutup selama penggerebekan berlangsung.

Kompas TV Polisi telah menetapkan delapan dari dua belas terduga teroris yang ditangkap dari sejumlah daerah di Sumatera Selatan sebagai tersangka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com