Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2018, 20:44 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Polisi berhasil menangkap pemenggal kepala orangutan yang bangkainya ditemukan di Sungai Barito, Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan.

Melalui sambungan telepon, Rabu (31/1/2018), Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah, AKBP Pambudi Rahayu, mengatakan, pelaku tertangkap pada Senin (29/1/2018). Pelaku berjumlah dua orang, masing-masing berinisial T bin R (41) dan M bin I (32), warga Desa Maligul, Kecamatan Montalat, Kabupaten Barito Utara.

Menurut Pambudi, berdasarkan pengakuan kedua tersangka, primata langka itu dihabisi setelah masuk ke areal kebun mereka pada 29 Desember 2017.

"Jadi meraka punya karet, punya tanaman-tanaman kehidupan sehari-hari. Orangutan merusak kebun mereka. Jadi begitu diusir, orangutannya melawan. Diusir enggak pergi juga," jelas Pambudi.

T kemudian menembaki orangutan itu dengan senapan angin. Namun, itu tak membuat orangutan itu langsung tumbang. Orangutan dewasa yang tenaganya berkali lipat orang dewasa itu pun marah. Hal inilah kemudian yang mendorong M kemudian menebas kepala dan dagu orangutan itu.

"Sampai karena ditembaki enggak mati-mati, kawan yang satu (M) ambil parang. Makanya sampai putus kepalanya itu," tutur Pambudi.

Baca juga : Polri Akan Kejar Pelaku dan Perusahaan Pembunuh Orangutan di Kalteng

Setelah lawannya rubuh, keduanya langsung mengubur kepala orangutan yang terpenggal itu di kebun tersebut. Sementara badannya dihanyutkan ke Sungai Barito, sampai akhirnya ditemukan warga di Desa Kalahien, Kabupaten Barito Selatan, Senin (15/1/2018) lalu.

Kini kedua warga yang sehari-harinya bekerja sebagai petani itu terancam hukuman penjara 5 tahun karena melanggar Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.

Manajer Perlindungan Habitat, Centre for Orangutan Protection (COP), Ramadhani memuji langkah polisi yang berhasil mengungkap pelaku pembantaian orangutan itu.

"Kami sangat mengapresiasi kinerja Polri, dalam hal ini Polda Kalimantan Tengah. Kami melihat langsung bagaimana Polres Barito Selatan, Polsek Dusun Selatan, dan Polsek Dusun Utara bekerja keras untuk menyelesaikan masalah ini," kata dia pada Kompas.com, Rabu (31/1/2018) petang.

"COP akan terus memantau kasus ini hingga putusan pengadilan," kata dia.

Baca juga : Dikira Manusia, Bangkai Orangutan Tanpa Kepala Ditemukan di Sungai

Kompas TV Satu jenis spesies baru orang utan ditemukan di Indonesia, kera besar asal Tapanuli ini berbeda dengan dua spesies orang utan asal Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com