SURABAYA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansah mendapat gelar baru sebagai "Ibu Program Keluarga Harapan (PKH)".
Gelar itu disematkan para pendamping PKH Jatim dalam acara rapat koordinasi evaluasi PKH 2017 di Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (30/1/2018) kemarin.
Gelar Ibu PKH itu menuai komentar negatif mengingat posisinya saat ini sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jatim 2018.
Pakar Politik Universitas Airlangga Surabaya, Novri Susan menilai, seharusnya Khofifah mampu mengendalikan diri untuk tidak hadir pada acara program Kemensos tersebut sekalipun dia diundang sebagai mantan Menteri Sosial.
"Kalau sebagai Menteri Sosial itu memang sudah tugasnya, tapi saat ini Ibu Khofifah kan sebagai bakal calon gubernur Jatim," katanya dikonfirmasi, Rabu (31/1/2018).
Baca juga : Saat Khofifah Didampingi Arumi Bachsin di Trenggalek
Menurut dia, kedatangan Khofifah di forum pendamping PKH itu sebagai distorsi praktik berdemokrasi.
"Jadi, secara etika politik itu tidak benar, tidak etis. Itu tidak ada edukasi politik yang benar untuk masyarakat," katanya.
Terpisah, Ari Dwi Prasetyo, Koordinator Wilayah II Program PKH Jatim membantah bahwa acara yang dihadiri Khofifah kemarin terkait statusnya sebagai bakal calon di Pilkada Jatim.
"Kami mengundang Bu Khofifah untuk kami minta masukan bagaimana agar program PKH di 2018 lebih baik, khususnya di Jawa Timur," jelasnya.
Baca juga : Lewat Instagram, Khofifah Pamit...
Soal penghargaan sebagai Ibu PKH, menurutnya, itu sebagai ungkapan rasa terima kasih pendamping kepada mantan Menteri Sosial yang beberapa tahun terakhir mengawal PKH.
Acara tersebut, kata Arik, dihadiri oleh 200 dari unsur koordinator wilayah, koordinator kabupaten dan kota, koordinator kecamatan dan para operator.