Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Transparansi Hasil Divestasi Saham PT Newmont

Kompas.com - 30/01/2018, 23:50 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Institut Soekarno Hatta akan menggelar diskusi dengan mengambil tema tentang Transparansi Divestasi PT Newmont Nusa Tenggara untuk mewujudkan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

"Pemda NTB memiliki saham PT Newmont 6 persen. Saat 82 persen saham PT Newmont dijual ke Medco, itu termasuk 6 persen milik Pemda. Tetapi Pemda NTB belum pernah terima uang sepeserpun," tutur Direktur Institut Soekarno Hatta, M. Hatta Taliwang, Senin (29/1) di Jakarta.

Hatta mengatakan, kontrak Karya Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia menyepakati divestasi 51 persen saham ke pihak Indonesia setelah 10 tahun beroperasi. Sebagian besar saham yang didivestasi dikuasai swasta Bumi Resources. "Pemda NTB cuma mendapatkan 6 persen saham," ungkapnya.

Setahun lalu, lanjut mantan anggota DPR RI ini, 82 persen saham Newmont telah dibeli oleh  pihak Medco, dan saham Pemda NTB yang besarnya 6 persen pun ikut dilepas oleh Gubernur NTB. "Pertanyaannya, kemana uang penjualan saham 6 persen yang diperkirakan nilainya mencapai Rp 2.100.000.000.000. (2,1 T)?" ujar Hatta.

 Hatta menengarai, divestasi ini penuh dengan skandal dan sangat tidak transparan. Untuk itu, ia menganggap perlu diadakan diskusi membedah sengkarut divestasi PT Newmont dan aliran uang hasil penjualan sahamnya. "Tak ada tujuan lain selain demi transparansi penyelenggaraan pemerintahan," katanya.

Diskusi yang akan digelar Selasa (6/2), pukul 13.30, di Hotel Ibis Budget Menteng ini, rencananya akan menghadirkan beberapa narasumber. Beberapa di antaranya ada Gubernur NTB TGB Zainul Majdi, Anggota komisi VII DPR RI Efendi Simbolon, Direktur IRESS Marwan Batubara, serta Ketua DPRD Provinsi NTB. Diskusi ini juga direncanakan akan menghadirkan wakil rakyat NTB di DPR RI Fahri Hamzah sebagai Keynote Speaker.

Banyak pihak berharap diskusi ini dapat menguak banyak tabir misteri di balik divestasi dan alih saham perusahaan penambangan emas di Pulau Sumbawa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com