Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Tahun Jadi Provinsi, Bangka Belitung Belum Miliki Pahlawan Nasional

Kompas.com - 26/01/2018, 15:25 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Selama 18 tahun menjadi provinsi sendiri, Kepulauan Bangka Belitung belum memiliki satu pun pahlawan nasional.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman secara khusus meminta dewan presidium yang dulunya merintis berdirinya provinsi untuk melanjutkan perjuangan dengan melahirkan pahlawan nasional.

"Barangkali kita satu-satunya provinsi yang belum ada pahlawan nasionalnya. Ini harus jadi perhatian dewan presidium," kata Erzaldi saat pengarahan Forum Komunikasi Dewan Presidium Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (26/1/2018).

Erzaldi mewanti-wanti forum itu agar nantinya tidak hanya ajang berkumpul yang banyak omongan dan teori, tetapi merumuskan target yang berkontribusi bagi pembangunan.

"Kami pemerintah tentu tak bisa jalan sendiri. Nah, presidium ini jangan hanya bereuforia. Mulai siapkan tokoh untuk jadi pahlawan," ujar mantan Bupati Bangka Tengah itu.

Baca juga: Mensos Beri Penjelasan soal Proses Pemberian Gelar Pahlawan Nasional

Sementara itu, Koordinator Dewan Presidium Kepulauan Bangka Belitung Johan Murod menyatakan kesiapan untuk melanjutkan pembangunan provinsi yang telah berpisah dari Sumatera Selatan itu.

"Kami akan bentuk badan hukum dan susun kepengurusannya. Tentu kami tidak akan berhenti (bekerja)," ucap Johan.

Informasi yang dirangkum Kompas.com, dua kandidat pahlawan nasional mulai disebut-sebut, yakni Depati Amir yang namanya menjadi nama bandara di Pangkal Pinang, serta Hanandjoedin yang namanya diabadikan sebagai nama bandara di Belitung.

Sejauh ini pengusulan pahlawan nasional masih dalam tahap kajian dan seminar, dan belum ditetapkan pemerintah karena masih lemahnya pengungkapan fakta sejarah dalam konteks perjuangan kebangsaan tempo dulu.

Kompas TV Belum 12 jam setelah menikahkan putrinya, Presiden Joko Widodo sudah kembali beraktivitas seperti biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com