Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firasat Istri Polisi Sebelum Suaminya Tewas Dibunuh di Semarang

Kompas.com - 22/01/2018, 10:39 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Raut duka tak bisa disembunyikan oleh Yuliani (37), istri almarhum Aiptu Samsul Huda, saat menceritakan pertemuan terakhirnya dengan sang suami.

Yuliani sudah merasakan firasat sebelum suaminya meninggal diduga dibunuh orang tidak dikenal di Semarang, Sabtu (20/1/2018).

Sepekan sebelum meninggal, Yuliani melihat Samsul lebih pendiam daripada biasanya. Suaminya itu juga sering melamun dan linglung tanpa sebab.

"Baliau lebih suka diam, sering linglung, melamun, tidak seperti biasanya," ujar Yuliani ditemui di rumah duka di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/1/2018).

Namun, ketika itu, Yuliani tak berpikir lebih jauh. Yuliani menganggap perilaku suaminya disebabkan kelelahan atau sebab lain yang dia sendiri tidak sempat menanyakan.

Selain tanda fisik suami, Yuliani juga mendapati tanda alam, yakni munculnya burung-burung di atas atap rumahnya di Semarang. Dia sudah mencoba mengusirnya, tetapi burung-burung itu datang lagi setiap menjelang subuh dan senja.

"Di atap rumah tiba-tiba banyak burung bersuara, enggak tahu itu burung gagak atau bukan, setiap menjelang maghrib dan memasuki subuh. Tetapi, saya masih biasa saja," ujar ibu satu anak ini.

Baca juga: Polisi yang Diduga Korban Pembunuhan Dimakamkan di Borobudur

Yuliani mengatakan kepergian pria yang dicintainya itu sungguh tidak terduga. Apalagi, nyawa sang suami melayang dengan cara tragis. Ada banyak luka tusukan benda tajam pada tubuh almarhum.

"Saya tidak menyangka jika beliau akan meninggal dengan cara begini. Tetapi, saya sudah menerima, ini adalah risiko saya sebagai istri dari anggota kepolisian," ucapnya.

Yuliani mengenang pria yang telah memberinya satu anak itu sebagai pribadi baik. Almarhum begitu berdedikasi dengan profesinya sebagai abdi negara. Dia disiplin dan bertanggung jawab. Samsul juga tidak pernah meninggalkan ibadahnya di tengah tugas negara.

Samsul pun sangat menyayangi anak semata wayangnya, Rizky Akbar Huda (11), yang kini duduk di bangku kelas VII di Semarang. Yuli berujar bahwa suaminya itu selalu mendukung apa pun yang menjadi cita-cita istri dan anaknya.

"Saya sangat salut dengan sosok beliau, seluruh instansi juga mengapresiasi kinerjanya sampai akhir hayat," ungkapnya menyeka air mata.

Nur Hadi, kakak almarhum Aiptu Samsul, menambahkan bahwa sang adik tidak pulang ke Borobudur sejak dua bulan terakhir. Padahal, biasanya, dia rutin pulang setiap satu sampai dua bulan sekali mengunjungi ibu dan kerabat.

"Terakhir pulang sekitar dua bulan lalu, dia tidak bilang apa-apa," kata Nur.

Nur juga menanyakan keadaan Samsul kepada keluarga lain karena tidak pulang.

"Saya tanya keluarga, ada apa dengan Samsul, biasanya pulang kok ini enggak pulang sudah dua bulan," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Aiptu Samsul Huda ditemukan tewas Sabtu (20/1/2018) dini hari dalam kondisi tergeletak di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang. Pada jasad anggota Polsek KP3 Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, itu terdapat sejumlah luka tusukan benda tajam.

Sejauh ini, Kepolisian Resor Kota Besar Semarang masih melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku dan motif dugaan pembunuhan ini.

Jenazah Aiptu Samsul telah dimakamkan di tempat asalnya di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (20/2/2018) sore.

Kompas TV Selain karena faktor kemanusiaan, tersangka dianggap kooperatif dan bersedia wajib lapor selama proses hukum berjalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com