Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Kolam Ambles hingga 6 Meter di Gunung Kidul

Kompas.com - 22/01/2018, 07:57 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Dentuman yang menyebabkan kolam di Dusun Petoyan, Desa Giritirto, Purwosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, ambles sering terjadi di wilayah karst.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul menilai, kasus amblesnya kolam itu biasa terjadi di tanah karst.

"Fenomena tanah ambles sering terjadi di wilayah Gunung Kidul tidak lepas dari kondisi geografis di Gunung Kidul yang didominasi karst," kata Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan BPBD Gunung Kidul Sutaryono saat dihubungi, Minggu (21/1/2017).

Dia mengatakan, berdasarkan koordinasi dengan ahli geologi beberapa waktu lalu, fenomena alam seperti ini terjadi di beberapa tempat. Menurut Sutaryono, ahli geologi menerangkan bahwa tanah karst memiliki rongga. Saat musim hujan akan terjadi reaksi kimia antara kapur dan zat asam yang terbawa air hujan.

"Reaksi kimia antara air hujan membuat tanah mengalami pelapukan sehingga mudah ambles," katanya.

Baca juga: Terdengar Dentuman, Ternyata Kolam di Gunung Kidul Ambles Sedalam 6 Meter

Pihaknya sudah memeriksa lokasi kolam ambles dan memastikan bahwa dampaknya masih aman karena lokasinya jauh dari permukiman. Pihaknya berharap masyarakat segera menginformasikan ke institusi terkait jika ada perkembangan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. "Saat ini masih dalam kondisi aman," ujarnya.

Sebelumnya, warga Dusun Petoyan, Desa Giritirto, Purwosari, dihebohkan dengan amblesnya kolam yang diawali dengan dentuman. Kolam yang awalnya memiliki kedalaman 30 cm-40 cm anjlok hingga 6 meter.

Kompas TV Ada kemungkinan longsor susulan terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com