Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2018, 09:07 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com — Siang itu, Jemadi (53), tampak terbaring lemas tak berdaya di lantai beralaskan tikar dan kasur gulung di rumahnya di RT 002/RW 003, Dusun Slemanan, Desa Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (19/1/2018). Meski lemas, Jemadi masih bisa menggerakan tangan dan kakinya.

Sesekali ia menggapai potongan kardus untuk menghalau puluhan lalat yang menghinggap pada wajah dan tubuhnya.Terlihat belasan lalat beterbangan di sekitar tubuh Jemadi yang tertutup kain hitam. Lalat itu juga terlihat hinggap di atas tubuh yang terbungkus selimut warna hitam.

Meski wajah dan badan ditutup selimut, bau daging membusuk tercium samar-samar di rumah berdinding tembok bercat biru itu. Bau itu semakin menusuk saat selimut hitam yang menutup wajah dan badan dibuka.

Saat selimut dibuka, tampak wajah Jemadi ditutup topeng dengan bahan kertas bergambar dan masker warna hijau toska. Tak hanya itu, bagian dagunya terlihat diperban dengan kain kasa. 

TOPENG--Jemadi, penjual sayur asal Ponorogo terpaksa menggunakan topeng karena mukanya hilang digerogoti penyakit kanker kulit.KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi TOPENG--Jemadi, penjual sayur asal Ponorogo terpaksa menggunakan topeng karena mukanya hilang digerogoti penyakit kanker kulit.

Topeng kertas dan masker dikenakan Jemadi untuk menutup mukanya. Bukan karena malu atau risih. Wajah Jemadi rupanya menghilang.

Kanker kulit sudah menggerogoti wajahnya selama kurun waktu empat tahun terakhir. Kulit dan daging wajahnya nyaris ludes tinggal menyisakan tulang saja. Kedua kantung matanya juga hampir hilang tinggal bola matanya. Giginya yang bertahan menempel di gusi tinggal hitungan jari. Tragisnya lagi, mata, hidung, dan lidah nyaris tak berfungsi lagi.

"Bapak menderita sakit seperti ini sejak empat tahun lalu. Bapak sudah berobat dengan berbagai cara namun belum sembuh," ujar Kuninda (29), anak sulung Jemadi saat ditemui Kompas.com di kediaman Jemadi, Jumat (19/1/2018).

Kuninda tak bisa bercerita banyak tentang kondisi dan awal mula bapaknya terserang penyakit kanker hingga menggerogoti seluruh wajah Jemadi. Kuninda tersibuk dengan anaknya yang terus menangis karena sakit panas tinggi.

WAJAH ASLI--Inilah foto Jemadi bersama istrinya saat masih muda dan belum terkena sakit kanker kulit.KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi WAJAH ASLI--Inilah foto Jemadi bersama istrinya saat masih muda dan belum terkena sakit kanker kulit.

Tak berapa lama kemudian, Kuninda memanggil Parti (55), kakak kandung Jemadi yang tinggal tak jauh dari rumahnya.

Menurut Parti, kisah tragis yang menimpa Jemadi terjadi saat adiknya itu masih berjualan sayur di Jakarta empat tahun yang lalu. Saat itu muncul semacam jerawat di sisi kanan hidungnya. Tak lama kemudian, benjolan kecil itu pecah karena terkena kuku tangan hingga mengakibatkan hidungnya mengeluarkan banyak darah.

Parti mengatakan saat itu Jemadi sempat dilarikan ke rumah sakit di Indramayu. Saat itu, dokter memberitahukan Jemadi terkena kanker kulit. Namun saat ditawarkan operasi, Jemadi menolaknya.

Kanker kulit yang dibiarkan kian hari makin membesar hingga akhirnya menggerogoti bagian hidungnya. Meski hidungnya menghilang, Jemadi masih berjualan di Jakarta untuk menghidupi keluarganya. 

Namun hal itu tidak berlangsung lama. Kondisi kesehatannya yang makin memburuk membuat Jemadi memilih pulang kampung halaman untuk tinggal bersama Kuninda, anak sulungnya.

Jemadi dan keluarga pasrah

Kondisi kesehatan Jemadi terus menurun setelah Peni, istrinya meninggal karena sakit ginjal. Keluarga akhirnya memutuskan membawa Jemadi ke RSUD Dr Harjono untuk mendapat perawatan. Sesaat berada di rumah sakit milik Pemkab Ponorogo, Jemadi dirujuk ke RSU Dr. Soetomo Surabaya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com