Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketertarikan Perempuan NTT Terhadap Politik Rendah

Kompas.com - 19/01/2018, 11:52 WIB
Markus Makur

Penulis

BORONG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Manggarai Timur, Adven Peding menjelaskan, perempuan Nusa Tenggara Timur (NTT) belum tertarik berpolitik. Padahal kecerdasan perempuan tidak kalah dibanding laki-laki.

Namun selama ini, hanya sedikit perempuan yang tertarik terjun di dunia politik. Itu terlihat dalam berbagai ajang pesta demokrasi di NTT, hanya sedikit perempuan yang dicalonkan menjadi bakal cagub dan cawagub NTT.

Menurut Peding, partai politik di Manggarai Timur maupun NTT tidak bisa memaksa kaum perempuan untuk dicalonkan dalam memerebutkan kekuasaan baik di tingkat regional maupun lokal.

"Perempuan mengganggap berpolitik itu kurang baik. Juga budaya patrilineal menjadi kendala bagi kaum perempuan berpolitik," ujar Peding, Jumat (19/1/2018).

(Baca juga : Sri Mulyani Dorong Peningkatan Keterwakilan Perempuan di Parlemen)

Partai Nasdem, sambung Peding, terus berupaya mengkader kaum perempuan untuk berpolitik. Targetnya, pada pemilihan umum legislatif 2019 ada perempuan dari Partai Nasdem yang duduk di kursi DPRD Manggarai Timur.

Peding menjelaskan, Partai Nasdem dengan tagline "restorasi" terus berbenah diri dalam mengkader kaum perempuan, sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. 

Akademisi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Santo Paulus Ruteng, Dr Fransiska Widyawati menjelaskan, jumlah perempuan masuk dalam dunia politik masih sangat minim baik di Manggarai Timur maupun Indonesia.

Fransiska menjelaskan, faktor penyebabnya banyak. Terutama, persoalan patriarkal. Perempuan masih sulit menembus dan dipercaya publik yang patriarkal untuk duduk dalam jabatan publik, baik politik maupun non politik.

 

(Baca juga : Seleksi Tertulis Bawaslu Provinsi, Keterwakilan Perempuan Masih Minim)

Banyak perempuan bisa dan memiliki kompetensi memadai. Namun jika sistem belum ramah perempuan maka promosi untuk perempuan akan sulit. Hal ini juga melemahkan semangat kaum perempuan sendiri. 

"Nah, memang diharapkan ke depannya banyak perempuan mau terlibat. Semoga partai politik lebih ramah terhadap perempuan, demikian juga masyarakat umumnya. Semoga perempuan makin berani secara internal," tuturnya. 

Kompas TV Seorang suami tega menganiaya istri yang sedang hamil hingga bayi dalam kandungan meninggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com