Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Manusia, Bangkai Orangutan Tanpa Kepala Ditemukan di Sungai

Kompas.com - 15/01/2018, 15:57 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Dari atas sebuah rumah lanting, seorang warga Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, melihat sesuatu seperti mayat manusia mengapung di sungai di kawasan itu, Senin (15/1/2018) pagi.

Namun, setelah mayat itu dievakuasi ke darat oleh warga dan anggota kepolisian setempat, sosok yang diduga mayat manusia itu, ternyata bangkai orangutan.

Seluruh bulu pada sekujur tubuh orangutan itu sudah rontok. Saat ditemukan, bangkai orangutan itu dalam kondisi tanpa kepala.

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Adib Gunawan, orangutan itu diduga mati dibunuh.

"Ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik, seperti bekas sabetan senjata tajam. Kepala orangutan itu sampai sekarang belum ditemukan," ujar Adib melalui sambungan telepon, Senin (15/1/2018).

(Baca juga : Cinta Lestari, Nama Anak Orangutan Pemberian Ridwan Kamil)

Adib mengatakan, lokasi tempat awal diduga terjadinya pembunuhan terhadap orangutan jantan dewasa itu belum bisa dipastikan.

"Diperkirakan, tubuh orangutan tersebut sudah hanyut mengikuti aliran sungai sejak dua hari lalu," tambah Adib.

Warga dan petugas sempat kerepotan saat memindahkan bangkai orangutan yang tergolong berat. Diperlukan tenaga empat orang dewasa untuk dapat mengangkatnya.

(Baca juga : Kenapa Setelah Saya Bawa Surat dari Pak Ahok Baru Bilangnya Gitu...)

Karena sudah membusuk, petugas BKSDA dan warga langsung menguburkan orangutan itu di sekitar lokasi penemuannya. Namun Adib memastikan, pihaknya tetap akan menyelidiki penyebab kematian primata langka yang dilindungi undang-undang ini.

"Antara lain, kami berkoordinasi dengan kepolisian dan mencari info dari masyarakat," ujarnya.

 

Kompas TV Satu jenis spesies baru orang utan ditemukan di Indonesia, kera besar asal Tapanuli ini berbeda dengan dua spesies orang utan asal Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com