Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Terbuka di Facebook kepada Pengelola Bandara Supadio Pontianak

Kompas.com - 13/01/2018, 11:30 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Akun Facebook bernama Budi 'Cunong' Rahayu mengunggah surat terbuka yang ditujukan kepada pengelola Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (11/1/2018).

Dalam posting tersebut, Budi mengungkapkan pengalaman yang dia alami saat menolong seorang TKI yang baru dari Malaysia dan hendak pulang ke kampung halaman di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 9 Januari 2018.

Berikut isi surat terbuka yang diunggah pada 11 Januari 2018 pukul 09.20:

SURAT TERBUKA KEPADA PENGELOLA BANDARA SUPADIO PONTIANAK

Salam Khatulistiwa..
Ijinkan saya menceritakan sebuah kejadian yang nyata terjadi di Bandara kota saya tercinta.
Harapan saya jika cerita ini tersampaikan kepada pihak yang berhak atas pengelolaan bandara, segeralah di lakukan pembenahan agar nama baik Bandara Supadio yang berstandar International ini bisa terjaga citranya.


Selasa 09 Januari saya Tiba di Bandara Supadio kira kira pukul 16.00 dari Jakarta, saat keluar pintu kedatangan saya mencari fasilitas charge HP yang ada disekitar bandara, karena charge HP di dekat pintu kedatangan ramai orang sedang mengcharge HP, saya memilih mengarah berjalan ke pintu keberangkatan, baru dua menit saya mencharge tiba2 datang seorang Wanita Muda dengan sopan menanyakan dimana dia bisa mendapatkan counter penjualan tiket di bandara ini karena ingin kembali ke Surabaya malam ini, dari logat bicaranya saya yakin Wanita ini baru tiba dari Negara tetangga Malaysia.


Saya mengatakan bahwa setau saya tidak ada penjualan tiket di sini ..
Wanita muda ini bertanya kembali .. Kalau ibu beli tiketnya bagaimana?
Saya menjawab saya menggunakan Aplikasi Traveloka setelah memesan via online saya mendapatkan Pesan via Email untuk membayarnya di ATM selanjutnya akan ada pemberitahuan bukti tanda booking tiket tersebut.
Bu.. Saya tidak punya Aplikasi dan ATM apalagi email, saya seorang TKW yang baru datang untuk pulang ke keluarga saya di Bayuwangi., kenalkan nama saya Dita Octania.


Saya membawa uang cash hasil jerih payah saya bekerja.
Terus terang saya terkejut mendengar pengakuannya hari gini orang tidak punya tabungan hingga harus membawa uang cash banyak di dalam tasnya
Duh bahaya.

Saya mengajurkan pada Dita untuk bertanya kepada petugas bandara, Dita menjawab sudah bu!
Saya diarahkan untuk ke seorang bapak yang itu berdiri di seberang kita sambil memberi isyarat menunjuk seorang pria kira2 berumur 50 tahun tepat berada diseberang saya berdiri,

Saya bertanya siapa bapak itu? Saya tidak kenal bu saya sudah sempat bicara dengan bapak tersebut tapi saya masih ragu atas tawaran tiketnya.
Kenapa ragu kata saya? Karena bapak tersebut tidak bisa menunjukan counter penjualan tiket hanya mengatakan nanti ada teman saya yang akan mengurus, kamu kasih uang saja ke saya cerita Dita.

Saya ragu karena saya tadi mengalami kejadian kurang mengenakkan, begini ceritanya saat di Malaysia sebelum melakukan perjalanan darat menuju Pontianak dari Malaysia saya menelpon seseorang yang saya kenal mohon bantuan untuk menjemput saya di terminal bus Pontianak seberang kota dan mengantar ke bandara Supadio, karena saya berfikiran positip saat turun bus yang saya naiki dari Malaysia ada dua pemuda yang saat saya tiba di terminal seperti sedang mecari dan menunggu seseorang dan dengan prasangka baik saya bertanya apa betul

Mereka utusan teman saya yang namanya si ( Anu) yang akan menjemput saya. Mereka katakan betul mereka menjemput saya dan mengajak saya ke mobil mereka untuk diantar menuju Bandara. Karena yakin saya mengikuti mereka, saya diajak berpusing pusing entah kemana dan lama sekali bu
Di perjalanan saya sempat bertanya berapa ongkos mengantar saya ? Jawaban mereka seikhlasnya saja mbak. Tidak lama Hp saya berdering rupanya teman saya menelpon bertanya Dita kamu dimana? Saya dan teman saya menjemputmu di Terminal sampai penumpang habis kamu tidak ada. Saya mulai panik bu, saya ini dibawa siapa dan kemana? Saya lalu minta mereka menghentikan mobil dan ingin turun saja, karena sadar ini bukan orang yang dikirim untuk menjemput saya, mereka menghentikan mobil lalu saya turun sambil memberi ongkos Rp 100 ribu

Yang terjadi saya dimaki maki di sumpahi mereka karena mereka memaksa saya membayar Rp.300.000 dan saya tolak. Saya lari meninggalkan mereka bu, saya jalan kaki menuju kesini sambil bertanya tanya pada orang yang saya temui di jalan kemana arah menuju Supadio, saya jalan kaki jauh sekali bu. Makanya saya kali ini harus berhati hati.

Tolong saya bu.,
Saya mendengar cerita dari TKW ini terkejut, dan terdiam, lalu saya mengatakan sebentar ya kasih saya waktu sejenak untuk berfikir, sambil menuju bangku yang ada di depan saya untuk duduk.

Saat saya duduk saya memperhatikan Dita didekati seorang oknum yang belakangan saya ketahui rupanya seorang Calo mendekati Dita dan bertanya bagaimana ini jadi ke Surabaya masih ada tiket nih, Dita terlihat diam dan oknum tersebut menggerakan tangannya seperti memberi kode hingga muncul tiga orang lelaki mengerubungi Dita memaksa maksa untuk Dita mengikuti mereka ke tempat yang mereka tentukan.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com