Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian: Kasus Intoleransi Masih Sering Terjadi di Jateng Selama 2017

Kompas.com - 09/01/2018, 13:59 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Kebebasan berbicara dan berpendapat di Jawa Tengah sepanjang 2017 masih menunjukkan tren yang negatif.

Hasil penelitian tentang kebebasan beragama oleh Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang menyebutkan, setidaknya terdapat puluhan kasus pelanggaran terjadi sepanjang tahun 2017 lalu. Kali ini, mayoritas pelanggaran didominasi penolakan terhadap kegiatan berbasis agama.

“Pelanggaran intoleransi masih didominasi kasus terorisme, kasus penolakan dan penghentian rumah ibadah, pembubaran kegiatan keagamaan," ujar koordianator advokasi Elsa Semarang, Ceprudin, dalam peluncuran laporan tahunan kebebasan beragama Jateng 2017 di Gereja Bongsari, Semarang, Selasa (9/1/2018).

Masalah intoleransi sendiri hampir setiap tahun masih berkutat pada pendirian rumah ibadah, dan konflik horizontal di kalangan masyarakat. Permasalahan intoleransi di 2017 pada dasarnya tak jauh berbeda persoalan tahun sebelumnya.

Persoalan penolakan tempat ibadah juga masih menjadi catatan serius. Pada 2017, kasus itu masih terjadi di sejumlah tempat di Jateng.

Dalam penelitiannya, penolakan rumah ibadah sepanjang 2017 yaitu penolakan Kapel di Sukoharjo, Masjid Arqom di Kota Pekalongan, penolakan GKI Mojosongo Jebres, Solo, dan Gereja Utusan Pantekosta Colomadu Karanganyar.

Baca juga : Menurut Dedi Mulyadi, Intoleransi Bisa Diatasi dengan Kembangkan Kultur Produksi

Elsa juga masih mencatat, kasus penolakan serupa terjadi pada tahun sebelumnya, namun hingga kini masih belum jelas upaya penyelesaiannya.

Penolakan tempat ibadah itu, misalnya, menimpa GKJ Tanjung Brebes, Gereja Injii di Sragen, Gereja Babtis Indonesia di Pemalang, GITJ di Jepara, GIdI di Solo, GKJ Mejasem, Masjid Ahmadiah Kendal, Mushala Ahmadiah Boyolali, dan perusakan sanggar Sapta Darma Rembang.

Sementara dalam kasus terorisme ada 8 kasus yang terjadi di Jawa Tengah. Dari berbagai kasus itu, ada 21 terduga teroris yang ditangkap.

"Mereka ditangkap di Jawa Tengah, tapi aksinya di berbagai daerah di Indonesia," tambahnya.

Sementara penolakan kegiatan berbasis agama tercatat terjadi di sejumlah wilayah. Antara lain penolakan kegiatan bedah buku di IAIN Solo, diskusi dharma talk show di Sukoharjo, pengajian Assyura, perayaan Cap Gomeh, pork festival, pembubaran acara HTI, pelarangan kegiatan Felix Siaw, penolakan Gus Nur, deklarasi FPI di Semarang, pembubaran kegiatan dangdutan, valentine day, hajatan HUT RI, dan penolakan aksi 1.000 lilin.

"Kelompok intoleran saat ini sangat terbuka. Hajatan HUT RI diserang itu mengatasnamakan kebinekaan, tetapi mereka hanya lips service. Kalau mereka mengatasnamakan kebinekaan harusnya tidak menindas kaum minoritas," tambahnya.

Direktur eLSA Semarang, Tedi Kholiludin mengatakan, persoalan perusakan tempat ibadah menjadi catatan serius. Perusakan di berbagai tempat menunjukkan tren negatif kebebasan berekspresi.

Baca juga : Jokowi: Jangan Takut Melawan Intoleransi dan Kekerasan

Semestinya, masyarakat bisa lebih terbuka untuk menerima perbedaan. Menerima perbedaan inilah yang disebut sebagai sebuah toleransi beragama.

Toleransi, sambung Tedi, bisa menjadi kebajikan jika dipahami dengan upaya saling pengertian dan kerja sama memberikan jalan bagi masyarakat untuk menengahi konflik secara damai.

“Dengan begitu, toleransi bisa bermakna sebagai pengakuan, tidak hanya keterbukaan,” paparnya.

Kompas TV Seperti apa tradisi Lebaran ala keluarga Yenny Wahid?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com