Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Ternak Domba di Sukabumi Diduga karena Diserang Anjing Hutan

Kompas.com - 08/01/2018, 10:57 WIB
Budiyanto

Penulis


SUKABUMI, KOMPAS.com - Kasus matinya tiga ekor ternak domba di Kampung Cikawung RT 03 RW 08, Kadusunan Cihideung, Desa Sindangraja, Kecamatan Curugkembar, Sukabumi, Jawa Barat, mulai mendapatkan titik terang.

Kematian hewan ternak milik warga yang terjadi pada Jumat (5/1/2018) subuh itu diduga diserang beberapa ekor anjing hutan atau ajak. Warga setempat menyebutnya sena.

Hal itu terungkap setelah seorang warga di Kadusunan Cihideung, tepatnya di Kampung Pasirwulung RT 01 RW 08, sempat melihat tiga ekor anjing keluar dari kandang domba miliknya, Jumat (5/1/2018) malam.

Di kampung ini, dua ekor ternak domba milik Ameng (53) dan Emul (45) diserang. Satu ekor di antaranya mati, sedangkan satunya selamat, tetapi mengalami luka pada pantat dan tengkuk.

"Pak Ameng melihat ada anjing hutan loncat dari dalam kandang. Yang terlihat ada tiga ekor," kata Kepala Desa Sindangraja, Anggi, dalam pesan singkat yang diterima Kompas.com, Minggu (7/1/2018) malam.

Baca juga: Tiga Ternak Domba Mati Misterius di Sukabumi

Dia menuturkan, setelah melihat ada anjing yang keluar dari kandang domba langsung dicek. Ternyata seekor domba mati dan satu ekor masih hidup dengan luka pada pantat dan tengkuk.

"Yang masih hidup langsung disembelih sama pemiliknya," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak tiga ekor ternak domba dikabarkan mati misterius di Kampung Cikawung RT 03 RW 08 Desa Sindangraja, Kecamatan Curugkembar, Sukabumi, Jawa Barat.

Peristiwa itu diketahui para pemiliknya pada Jumat (5/1/2018) pagi. Ketiga ekor ternak domba yang mati itu milik Kusaeri (54) sebanyak dua ekor dan Abdul Wafa (34) sebanyak satu ekor.

Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, Iwan Karmawan, membenarkan telah terjadi kematian ternak domba secara misterius. Pihaknya masih menyelidiki kasusnya.

"Benar, penyebabnya masih penyelidikan," jawab Iwan dalam pesan WhatsApp yang diterima Kompas.com, Minggu.

Sekretaris Desa Sindangraja, Deni Sukmaya, menambahkan, di sekitar wilayah desanya terdapat lahan hutan pinus milik Perum Perhutani dan di desa tetangga terdapat hutan alam, seperti Gunung Sapu.

Baca juga: Gerakan Tanah Terjadi Lagi di Gunung Sapu Sukabumi, 10 Rumah Terdampak

Kompas TV Meski status Gunung Agung masih awas, namun tak sedikit pengungsi yang berasal dari kawasan rawan bencana kembali kerumah mereka pada siang hari.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com