Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Menakar Peta Politik Pilkada Jabar 2018

Kompas.com - 02/01/2018, 07:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Dinamika yang bakal menghampiri koalisi ini tentu saja penentuan siapa calon gubernur dan siapa calon wakil gubernurnya. Jika menilik dari perolehan suara pemilihan umum legislatif Jawa Barat di tahun 2014, tentu saja calon dari Golkar yang bakal menjadi calon gubernurnya.

Hanya saja, jika melihat elektabilitas, Demiz cukup jauh di atas Demul. Belum lagi jika mempertimbangkan posisi Demiz yang saat ini sudah wakil gubernur, dan Demul yang bupati, apakah Demiz bersedia ‘dilewati’ oleh Demul dan tetap menjadi wakil gubernur untuk lima tahun ke depan jika mereka terpilih?

Lalu, apakah kesepakatan di tingkat provinsi bakal mendapatkan pengesahan di tingkat pusat? Komunikasi pengurus DPD Golkar dan pengurus DPD Demokrat di tingkat Jawa Barat memang cukup cair.

Namun, perbedaan sangat dimungkinkan terjadi di tingkat pusat. Apalagi jika dikaitkan dengan kepentingan pemilihan presiden tahun 2019.

Posisi Jabar selaku provinsi dengan suara pemilih terbanyak, dan kedekatan geografisnya dengan lokasi pusat pemerintahan sebagaimana sudah disinggung di atas, membuat kemenangan di Pilkada Jabar 2018, bakal mempermulus jalan calon presiden yang bakal diusung tiap partai.

Golkar sendiri sudah pasti mendukung Jokowi. Lalu, bagaimana dengan Demokrat? Jika bakal mengusung calon presiden yang berbeda, tentunya bagi Golkar rencana koalisi ini perlu dipertimbangkan ulang.

Solusi cadangan bagi Demokrat jika koalisi dengan Golkar ini layu di tengah jalan adalah ‘merayu’ PPP untuk berkoalisi dengan jaminan pasti posisi calon wakil gubernur untuk kader PPP.

Koalisi ini sangat dimungkinkan, mengingat PPP ingin salah satu kader terbaiknya di Jawa Barat, bisa menjadi cawagub. Sedangkan PPP belum mendapatkan kepastian kalau kadernya bakal menjadi cawagub di koalisi tempat PPP berada saat ini.

Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kanan), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kedua kiri), Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum (kedua kanan), dan Sekjen PPP Arsul Sani (kiri) berfoto bersama sembari menunjukan surat dukungan dari PPP seusai memberikan keterangan pers mengenai pengumuman calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di kantor DPP PPP, Tebet, Jakarta, Selasa (24/10/2017). PPP resmi mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur dan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon Wakil Gubernur untuk bertarung dalam Pilkada Jawa Barat pada 2018.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kanan), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kedua kiri), Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum (kedua kanan), dan Sekjen PPP Arsul Sani (kiri) berfoto bersama sembari menunjukan surat dukungan dari PPP seusai memberikan keterangan pers mengenai pengumuman calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di kantor DPP PPP, Tebet, Jakarta, Selasa (24/10/2017). PPP resmi mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur dan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon Wakil Gubernur untuk bertarung dalam Pilkada Jawa Barat pada 2018.
Belum lagi menimbang komposisi calon yang bakal diusung Demokrat dan PPP kalau mereka sepakat berkoalisi di Jabar.

Pasangan calon Demiz dan Uu Ruzhanul Ulum, kader PPP yang digadang-gadang sebagai cawagub, diprediksi memiliki elektabilitas yang tak jauh berbeda dibandingkan dengan duo Demiz-Demul.

Koalisi Demokrat dan PPP ini jikapun terwujud, tak perlu lagi mengajak partai lain untuk bergabung. Mengingat gabungan kursi yang mereka miliki sudah melampaui persyaratan minimal, dengan total 21 kursi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com