Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengantar Diana Kembali ke Hutan...

Kompas.com - 23/12/2017, 22:00 WIB
Daspriani Y Zamzami

Penulis

JANTHO, KOMPAS.com - Diana baru saja menyelesaikan sarapan paginya, yang berupa aneka buah. Sepertinya ini menjadi sarapan pagi terakhir bagi Diana di rumah yang selama ini menjadi hunian Diana.

Diana memang harus kembali ke rumah aslinya, yakni di hutan belantara.

Ya, Diana adalah satu orangutan remaja berusia 9 tahun. Sudah enam bulan terakhir Diana berada di Stasiun Re-introduksi Orangutan (SRO) di kawasan Taman Wisata Alam Jantho Aceh Besar.

"Kali ini, Diana sudah siap kita lepasliarkan, kondisi fisiknya pun sangat bagus," jelas Mukhlisin, Manajer Stasiun Re-introduksi Orangutan, Jantho, Aceh Besar, Jumat (22/12/2017), lalu saat Kompas.com mengikuti perjalanan pelepasliaran orangutan di kawasan Cagar Alam, Jantho, Aceh Besar.

Mukhlisin menjelaskan, sebelumnya Diana sudah pernah dilepasliarkan enam bulan yang lalu, namun petugas pengamat orangutan pada stasiun re-introduksi kembali menemukan Diana dalam kondisi tidak baik, sehingga orangutan betina ini dibawa kembali ke stasiun untuk dirawat karena diare yang dideritanya.

"Kita temukan kembali dia dalam kondisi buruk karena diare, dan kita rawat kembali hingga pulih dan siap dilepasliarkan kembali," ungkap Mukhlisin.

Baca juga : 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen Kalimantan

Diana ditemukan tahun 2015 lalu di sebuah rumah warga di kawasan Leupung, Aceh Besar. Petugas pun kemudian menjemputnya lalu dikarantina di pusat rehabilitasi orangutan yang dikelola oleh Sumateran Orangutan conservation programme (SOCP), Sibolangit, Sumatera Utara.

Diana bukan satu-satunya orangutan yang dikepasliarkan dari SR-OU Taman Wisata Alam (TWA) Jantho, Aceh Besar. Sebanyak 102 orangutan sudah dilepasliarkan dari SR-OU, terdiri dari 88 orangutan dari karantina dan 14 orangutan lainnya dari hasil evakuasi langsung.

"Kabar baiknya, ada 2 bayi orangutan lahir dan menambah jumlah populasi OU di Cagar Alam Jantho, masing-masing bernama Ginting dan Ganteng, mereka adalah bayi jantan OU kembar, di mana sang ibu dan Ginting sudah kita lepasliarkan, hanya Ganteng saja yang masih berada di kandang," jelas Mukhlisin.

Selain itu, dua orangutan lainnya juga masih menunggu waktu lepas liar, yakni Pongky dan Mawasuddin, keduanya oangutan berjenis kelamin jantan.

Sejak dioperasikan pertama kali tahun 2011 yang lalu, sudah ada 102 individu yang dilepasliarkan di Jantho dengan tingkat keberhasilan 90 persen. Bahkan dari orangutan sumatera yang dilepasliarkan, telah berkembang biak sekurangnya 2 individu pada tahun 2017 ini.

Stasiun Re-introduksi Orangutan Jantho berlokasi di taman Wisata Alam (TWA) Jantho Aceh Besar dan memiliki luas sekitar 2.600 hektar. Perlu waktu hampir 5 jam berjalan kaki menuju lokasi tersebut. Berdampingan dengan lokasi cagar alam Jantho yang memiliki luas lebih dari 5.000 hektar, lokasi ini dinilai sangat cocok menjadi tempat lepas liar orangutan.

"Selain hutan yang masih terjaga, di sini juga sangat tersedia pakan bagi orangutan. Beberapa hewan dilindungi lainnya seperti gajah sumatera dan harimau sumatera, juga masih bisa kita temui di sini," jelas Mukhlisin.

Direktur Kawasan Konservasi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, KLHK, Suyatno Sukandar, yang melakukan pelepasliaran Diana, mengatakan, program reintroduksi orangutan yang berada di Jantho ini merupakan kebijakan yang sangat penting dan harus didukung, untuk meliarkan kembali orangutan sumatera yang dipelihara masyarakat.

Baca juga : Seekor Bayi Orangutan Ditemukan Tanpa Induk di Tepi Sungai

Menurut Suyatno, konservasi memiliki tugas sakral yang tidak hanya untuk melestarikan satwa liar, tetapi juga untuk kepentingan masa depan umat manusia.

"Untuk itu, upaya penyadartahuan masyarakat untuk terlibat dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati harus terus dilakukan," katanya.

Suyatno juga menegaskan, masyarakat tidak seharusnya memelihara satwa liar yang dilindungi, selain karena melanggar undang-undang, juga akan mengancam kelestarian satwa tersebut, sebagaimana yang terjadi pada jenis orangutan.

Kawasan TWA/CA Jantho merupakan bagian ekosistem Ulu Masen, yang tersambung dengan Hutan Lindung Panca dan Tangse. Habitat ini sangat ideal untuk orangutan sumatera, dengan daya dukung (carrying capacity) yang cukup besar, sehingga layak untuk hidup ratusan bahkan ribuan orangutan.

Kompas TV Satu jenis spesies baru orang utan ditemukan di Indonesia, kera besar asal Tapanuli ini berbeda dengan dua spesies orang utan asal Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com