Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirim Isyarat ke Ridwan Kamil, Partai Golkar Dinilai Belum "Move On"

Kompas.com - 23/12/2017, 12:18 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia, Karim Suryadi, menilai bahwa manuver Partai Golkar yang masih memberikan sinyal untuk kembali mendukung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada Pilkada Jawa Barat 2018 sebagai bentuk ketidaktegasan.

Partai Golkar sebelumnya telah menarik dukungan kepada Ridwan Kamil, dan menyatakan akan mengusung Bupati Purwakarta yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Namun, partai berlambang beringin itu kemudian mengisyaratkan dapat mendukung Ridwan Kamil jika mau menggandeng Dedi Mulyadi.

"Saat merevisi dukungan terhadap Ridwan Kamil, Partai Golkar tidak secara tegas mendukung Dedi Mulyadi dan pasangannya. Ini mengesankan Partai Golkar masih 'baper' (bawa perasaan) terhadap Ridwan Kamil, namun belum juga move on karena Partai Golkar harus menggaet partai lain," kata Karim saat dihubungi, Sabtu (23/13/2017).

(Baca: Golkar Mau Usung Kembali Ridwan Kamil Asalkan Penuhi Syarat Ini)

Sebelumnya, Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil untuk berpasangan dengan kadernya, Daniel Muttaqien. Keputusan partai itu kemudian berubah, seiring terjadinya perubahan di pucuk pimpinan partai, dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto.

Menurut Karim, andai pasangan Ridwan Kamil-Dedi Mulyadi terwujud, pasangan tersebut diprediksi tidak akan harmonis di kemudian hari.

"Keduanya menempatkan diri sebagai matahari. Jadi akan terasa dipaksakan bila keduanya dipasangkan," ucap Karim.

"Saya tidak melihat sekat yang memisahkannya, kecuali image sebagai calon gubernur yang sama-sama mereka bangun," kata dia.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (kiri), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kanan) saat menghadiri dialog terbuka di Universitas Indonesia (UI).KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (kiri), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kanan) saat menghadiri dialog terbuka di Universitas Indonesia (UI).
Hingga saat ini, Ridwan Kamil belum memberikan jawaban atas persyaratan yang diminta Partai Golkar untuk dipasangkan dengan Dedi Mulyadi.

"Saya belum dapat komunikasi itu, jadi belum bisa berkomentar. Sebab, semenjak dicabut dukungan, saya sudah menerima apa pun keputusannya," kata Ridwan Kamil.

(Baca: Diminta Golkar Berpasangan dengan Dedi Mulyadi, Ini Tanggapan Ridwan Kamil)

Meski demikian, jika disandingkan keduanya bisa menjadi pasangan yang komplet dengan target pemilih yang berbeda. Ridwan Kamil di daerah perkotaan sementara Dedi Mulyadi di daerah pedesaan.

"Sejauh ini keduanya tampak berjalan sendiri-sendiri. Komunitas yang disasar keduanya beda. Pendekatan yang ditempuh pun berlainan. Akan saling mengisi bila berkoalisi, namun isyarat itu tak dimunculkan keduanya. Orang yang disebut Ridwan Kamil selalu cawagub. Ini adalah positioning yang diambil Ridwan Kamil," kata Karim.

Kompas TV Peta politik pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat berubah setelah Golkar menarik dukungan kepada Ridwan Kamil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com