BANDUNG, KOMPAS.com - Kantor Staf Presiden RI bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Seri ke-8 Entrepreneurs Wanted.
Kali ini, forum bincang-bincang edukatif antara wirausahawan sukses dengan para generasi muda tersebut digelar di Sasana Budaya Ganesha, Kota Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (18/12/2017).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI Joko Widodo menjadi salah satu pembicara bersama pengusaha muda sukses William Tanuwijaya (CEO marketplace Tokopedia) serta Andi Taufan Garuda Putra, (CEO dan pendiri fintech Amartha).
Presiden menceritakan perjuangannya membangun perusahaan meubel kayu sebelum menjadi wali kota Solo.
“Saya di sini bukan mau kasih pengarahan. Saya mau cerita juga dulu jadi pengusaha,” kata Jokowi dalam sambutannya.
Di hadapan ratusan peserta dari beberapa universitas dan Sekolah Menengah Atas (SMA), Jokowi mengatakan, sebagai pengusaha dirinya hapal betul sulitnya membangun sebuah perusahaan.
“Sudah diceritakan baik sama Topan dan Wiliam. Saya tahu betul seluk beluk jadi pengusaha. Saya tahu rasanya mencari modal di awang-awang, mencari pembeli, mengurus perizinan yang rumit, mengisi SPT pajak, juga mengurus karyawan dan pegawai serta alat-alat produksi,” jelasnya.
Baca juga : Bertolak ke Bandung, Jokowi Bicara di Hadapan 1.000-an Anak Milenial
Jokowi berharap kesulitannya dahulu dalam membangun sebuah perusahaan tidak menjadi halangan untuk generasi milenial menjadi pengusaha. Selain itu, di era teknologi informasi saat ini di Indonesia bisa tumbuh pengusaha-pengusaha baru dengan memanfaatkan metode online.
“Menurut World Bank sebuah negara harus memiliki 4 persen entrepreneur dan sekarang di Indonesia baru 3,3 persen. Singapura sudah 7 persen, Malaysia 5 persen. Jadi banyak opportunity mengembangkan usaha tidak dengan cara jadul,” imbuhnya.
Selain itu, Jokowi berharap dengan akses teknologi digital yang terus dikembangkan pemerintah pusat, anak muda mau memilih menjadi pengusaha ketimbang bekerja di sebuah perusahaan.
“Jadilah entreperenur sebagai pilihan bukan keterpaksaan. Alamnya sudah berbeda. Kita memiliki kebebasan berinteraksi dengan speeed yang tinggi, jadi gunakan kesempatan ini,” tuturnya.
Baca juga : Saat Jokowi Ngerjain Paspampres dan Para Menteri...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.