Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2017, 23:15 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis


GROBOGAN, KOMPAS.com - Video amatir tentang luapan emosi warga yang mengusir dua anggota Satuan Lantas Polres Grobogan menghebohkan masyarakat. Video berdurasi sekitar 3 menit 20 detik itu viral di media sosial setelah diunggah oleh warga di Youtube dan Facebook.

Dalam rekaman itu, tampak dua orang polisi berseragam lengkap tengah menilang pengendara di bawah Gapura Dusun Sanggrahan, Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan. 

Tak berselang lama, beberapa orang terlihat berjalan menghampiri dua orang polisi tersebut. Mereka dengan nada tinggi mencoba mengklarifikasi perihal razia kendaraan bermotor yang dilaksanakan di jalan kampung tersebut.

Suasana memanas, beberapa orang membentak-bentak dua orang polisi itu karena dinilai razia kendaraan bermotor itu tidak lazim. Mereka selanjutnya meminta dua orang polisi itu supaya sebaiknya pergi meninggalkan lokasi. 

Dua orang polisi yang mengenakan penutup muka itu lantas pergi dengan mengendarai dua sepeda motor. Warga pun membubarkan diri.

"Ini kampung, bukan jalan raya, Pak. Ini keliru dan tidak layak. Kalau mau razia ya di jalan raya," tegas seseorang di dalam cuplikan video yang sudah ditonton jutaan orang tersebut.

Seorang pedagang toko kelontong di seberang Gapura Dusun Sanggrahan, Mak Ni, menyampaikan, saat pagi hari di bawah gapura kampung berwarna hijau itu sering terlihat beberapa anggota Satlantas Polres Grobogan merazia pengendara kendaraan bermotor.

Hanya saja, sejak kejadian tersebut mencuat, kegiatan penindakan para pengendara di jalan berbeton itu tak lagi terlihat.

"Itu kejadiannya pagi saat anak-anak sekolah, berangkat beraktivitas. Sering kok, Mas. Warga geram dengan razia motor di jalan kampung. Yang mengamuk itu sepertinya bukan warga sini, tapi ada juga warga sini yang ikut menghampiri dua polisi itu," kata Mak Ni.

Baca juga: Sanksi Bila Nekat Kabur saat Razia Lalu Lintas

Tanggapan polisi

Kasat Lantas Polres Grobogan AKP Panji Gedhe Prabawa membenarkan bahwa dua orang berseragam dinas Satuan Lalu lintas di dalam video tersebut adalah anggotanya. Panji menyebut dua orang personelnya itu tidak melanggar aturan hukum yang telah ditetapkan.

"Kejadian itu saat bulan Agustus tahun ini. Saat itu kami memang menggelar razia di jalan raya di Bundaran Getas. Nah, di jalan kampung itu menjadi akses pengendara yang melanggar untuk kabur atau menghindar. Kami pun tugaskan anggota untuk stand by di sana karena selain membahayakan warga, dikhawatirkan ada kendaraan hasil kejahatan," terang Panji.

Panji menjelaskan, jamaknya pelanggaran lalu lintas yang berimbas pada tingginya angka kecelakaan mendorong Satlantas Polres Grobogan merealisasikan program Safari 21 atau program penindakan pelanggaran lalu lintas di tingkat Polsek. Program ini bertujuan mengurangi angka kecelakaan di tingkat Kecamatan.

"Saat itu ada beberapa orang yang tidak berkenan dan protes pada anggota kami. Tidak ada yang salah. Anggota kami pun dengan sabar dan bersikap sopan meninggalkan lokasi tersebut. Kami yang masih menggelar razia mendapat laporan dan melakukan pengecekan di lokasi tersebut, tetapi yang melakukan protes sudah tidak ada," pungkas Panji.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com