SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta melalui Dinas Pendidikan (Disdik) melarang semua SD negeri dan swasta di Solo, Jawa Tengah, menggunakan buku IPS terpadu jilid 6A dengan pengarang Budi Hartawan.
Larangan ini karena pada halaman 56 di buku pelajaran kelas VI terbitan Yudhistira itu terdapat penulisan ibu kota negara yang salah, yakni Israel beribu kota di Yerusalem. Padahal, selama ini ibu kota Israel adalah Tel Aviv.
"Saya sudah matur (bilang) ke Pak Wali Kota (FX Hadi Rudyatmo) dan sudah menandatangani surat (penghentian pemakaian). Pak Wali oke, maka Pemkot Surakarta melarang penggunaan buku tersebut," kata Kepala Dinas Pendidikan Etty Retnowati kepada wartawan seusai audiensi bersama Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) di Solo, Rabu (13/12/2017).
Adapun SD yang sudah telanjur menggunakan buku pelajaran itu, lanjut Etty, untuk segera menarik dan menghentikannya. Peredaran buku pelajaran tersebut dilakukan langsung antara penerbit dan pihak sekolah tanpa melalui Dinas Pendidikan. Dengan demikian, pihaknya mengetahui secara langsung terkait dengan isi materi pelajaran buku itu.
"Tidak langsung ke dinas. Bisa saja sekolah beli langsung ke toko atau ditawari terlebih dahulu," ujar Etty.
Baca juga: Ada salah Tulis di Salah Satu Pasal dalam UU Pilkada
Sementara itu, Sekjen LUIS Yusuf Suparno meminta agar buku pelajaran itu segera ditarik dari peredaran. Menurut dia, ada unsur keteledoran pengarang buku yang mengakibatkan salah penulisan ibu kota Israel yang seharusnya Tel Aviv menjadi Yerusalem.
"Kami akan melakukan klasifikasi dengan pengarangnya, sebenarnya apa yang dimaui sampai seperti itu. Karena ini sudah sangat fatal. Dari sisi akidah ini salah, karena Yerusalem adalah kota suci," kata Yusuf.
Secara terpisah, staf marketing Yudhistira cabang Solo, Susilo Dwi, mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pusat supaya buku tersebut dihentikan dari peredarannya. Sebab, terdapat kesalahan pada tabel nama-nama negara di dunia dan ibu kotanya.
"Kami minta pertimbangan dari Yudhistira pusat bahwa ke depannya buku yang jadi kontroversi itu akan distop untuk distribusinya atau ditarik dari peredarannya," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.