Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumitnya Pengiriman Bantuan Ambulans ke Wilayah Perbatasan di Nunukan

Kompas.com - 13/12/2017, 15:59 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menerima puluhan mobil ambulans dan puskesmas keliling serta puluhan sepeda motor untuk dioperasikan di puskesmas kecamatan wilayah perbatasan.

Namun, hal itu menjadi tantangan tersendiri untuk mendistribusikannya ke berbagai kecamatan di wilayah perbatasan tersebut.

Meski hanya untuk mengirimkan bantuan kendaraan operasional ke puskesmas kecamatan, Dinkes terpaksa menggunakan pesawat dan mengirimnya melalui Malaysia.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Nunukan Parmedy mengatakan, untuk mengirimkan 12 sepeda motor untuk puskesmas di Kecamatan Long Bawan dan Long Layu di Kecamatan Krayan, pihaknya harus menggunakan pesawat perintis.

“Untuk yang motor sudah terkirim sebanyak 12 unit melalui pesawat. Untuk satu motor, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 3 juta,” ujar Parmedy, Rabu (13/12/2017).

Baca juga: Dinkes Kabupaten Nunukan Kesulitan Kirim Ambulan ke Kecamatan Krayan.

Namun, untuk mengirimkan empat mobil operasional yang terdiri dari mobil ambulans dan puskesmas keliling, Dinkes Kabupaten Nunukan terpaksa mengirim melalui jalur darat melintasi negara bagian Sabah, Malaysia.

Karena melintasi negara lain, tentunya bukan upaya mudah agar mobil ambulans dan puskesmas keliling tersebut bisa sampai dengan aman di Kecamatan Krayan.

Saat ini Dinkes Kabupaten Nunukan masih mengupayakan surat rekomendasi dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) untuk memberikan surat rekomendasi agar ambulans bisa melintasi di dua negara bagian Malaysia tersebut hingga sampai di Kecamatan Krayan.

“Kami masih meminta surat rekomendasi kepada BNPP untuk mengirim empat mobil ke daerah perbatasan melalui  Sabah dan Serawak, Malaysia. Surat ini sebagai pengantar ke Bea dan Cukai serta instansi lain,” imbuh Parmedy.

Untuk mempermudah pengiriman empat mobil tersebut, Dinkes Nunukan memercayakan kepada perusahaan ekspedisi. Rumitnya pengiriman juga membuat biaya pengiriman empat mobil tersebut menjadi mahal.

Pemerintah daerah menganggarkan biaya pengiriman hingga Rp 375 juta agar mobil-mobil itu sampai di kecamatan yang terisolasi dari jalur darat tersebut.

“Mudah-mudahan tidak naik lagi anggaran segitu. Kami gunakan ekspedisi untuk mempermudah pengiriman," kata Parmedy.

Meski rumit dari sisi teknis, tetapi dari sisi dokumen, menurut pihak Bea dan Cukai Kabupaten Nunukan, sangat mudah karena barang yang dikirim merupakan barang dari Indonesia dan dikirim ke wilayah Indonesia.

Namun, karena tidak adanya jalur darat membuat kendaraan tersebut harus melintasi Sabah dan Serawak, Malaysia, maka dibutuhkan dokumen BC 13.

Baca juga: 30 Desa di Kecamatan Krayan Nunukan Terisolasi Akibat Banjir

Seksi Kepabeanan Bea dan Cukai Kabupaten Nunukan Zain mengatakan, dokumen BC 13 merupakan dokumen pembawaan barang dari dalam negeri melalui luar negeri untuk dibawa kembali ke dalam negeri.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com