Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tahun Digerogoti Tumor Ganas, Janda Tua Ini Tak Pernah Berobat karena Miskin

Kompas.com - 13/12/2017, 08:00 WIB
Junaedi

Penulis

MAMUJU, KOMPAS.com - Herawati (70), seorang nenek penderita tumor ganas hanya bisa tergolek lemas di ranjang berukuran 180 centimeter x 12 centimeter. Ia menderita penyakit itu selama tujuh tahun.

Serangan tumor ganas yang menggerogoti badannya membuat perut janda dua cucu ini terus membesar hingga ia makin kesulitan menggerakkan badannya. Karena alasan keterbatasan biaya, warga Kelurahan Bambu, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat, ini tak pernah berobat ke puskesmas atau ke dokter ahli.

Herawati hanya bisa terbaring tak berdaya di tempat tidurnya. Saat nyamuk menyerang di malam atau pagi hari, kelambu tua inilah menjadi penyelamat dan pelindung bagi Herawati.

Sejak Herawati terserang tumor ganas yang terus menggerogoti tubuhnya, jangankan mengurus kebutuhan primernya seperti memasak atau mandi, berdiri dan berjalan saja tak mampu ia lakukan. Semula, badannya berisi kini tampak makin kurus kerempeng sejak tubuh digerogoti tumor hingga perutnya terus membesar.

Dinding kamar yang terbuat dari lembaran tripleks atau playwood tampak sudah bocor. Tak ada fasilitas dan perabotan istimewa selain beberapa piring tua dan beberapa lembar pakaian yang dibiarkan bergelantungan di dinding rumahnya.

Karena alasan keterbatasan ekonomi, pihak keluarga tidak membawa nenek Herawati ke Rumah Sakit Daerah Mamuju. Sejak tujuh tahun terakhir, Herawati terpaksa hanya dirawat di rumahnya dengan seadanya.

Baca juga : Derita Kanker Payudara, Ibu Beranak Empat Ini Dapat Bantuan Dana

Meski perutnya terus mebuncit dan hanya terbaring di ranjang selama tujuh tahun, janda satu anak dan dua cucu ini belum pernah sama sekali mendapat perawatan dokter rumah sakit atau puskesmas.

Atas bantuan sanak tetangga, Herawati pernah dibawah ke RS Mamuju beberapa waktu lalu, namun karena dokter hanya memberikan surat rujukan ke Makassar, Hasrawati, anak Herawati, terpaksa memulangkan kembali ibunya ke kampung halamannya dengan alasan tak mampu membiayai pengobatan ibunya ke ibu kota Sulawesi Selatan itu.

Menurut Hasrawati, ia sempat meminta pihak rumah sakit agar ibunya dirawat inap. Meski diperbolehkan, namun keluarganya diminta membeli obat di luar rumah sakit dengan alasan obat tidak tersedia.

“Kata doter mama saya bisa dirawat inap di rumah sakit tapi harus beli obat di luar. Saya disarankan dokter untuk dirujuk ke Makassar, karena tidak punya biaya saya terpaksa pulangkan mama ke kampung,” jelas Hasrawati.

Herawati yang hanya ditemani seorang anak yang juga sudah menjanda ini hanya bisa berharap bantuan pemerintah agar bisa berobat.

Kompas TV Deteksi Kanker Payudara dengan Teknik ‘Sadari’
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com