Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi "Suspect" Difteri, Dua Warga Batang Dirawat di Semarang

Kompas.com - 12/12/2017, 23:50 WIB
Ari Himawan Sarono

Penulis

BATANG, KOMPAS.com - Dua orang warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menjadi suspect penyakit difteri. Namun, dua orang tersebut sudah dirujuk ke Rumah Sakit Karyadi dan Rumah Sakit Tlogorejo Semarang.

“Ada orang suspect difteri, tapi karena periksanya di RSI Kendal sehingga langsung dirujuk ke Semarang untuk perawatan lebih lanjut,” kata dokter RSUD Kalisari Batang, Tan Evi Susanti, Selasa (12/12/2017).

Kedua orang tersebut adalah laki–laki berusia 15 tahun dan 6 tahun. Mereka merupakan pasien suspect difteri yang berasal dari Kecamatan Gringsing dan Banyuputih.

Dokter Tan Evi juga mengatakan, dengan kejadian kasus suspect difteri tersebut, RSUD Kabupaten Batang memberikan bimbingan teknis (bintek) tata laksana Kejadian Luar Biasa (KLB) kepada paramedis yang ada di lingkungan RSUD.

“Sosialisasi dan bimbingan teknis ini untuk dapat mendeteksi secara dini adanya KLB dan adanya dugaan KLB, serta menanggulangi dan mengendalikan KLB yang sedang terjadi dan mencegah terjadi KLB serupa di masa yang akan datang,” tambahnya.

Baca juga: Pemkot Salatiga Waspadai Penularan Difteri

Bintek tersebut juga untuk meningkatkan mutu layanan yang meliputi kualitas pelayanan, terselenggaranya peringatan kewaspadaan dini KLB, terselenggaranya kesiapan menghadapi kemungkinan KLB, dan terdeteksinya secara dini adanya kondisi rentan KLB.

Difteri merupakan wabah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang yang luas, epidemi. Biasanya menyerang anak–anak, tapi juga bisa orang dewasa,” imbuh dokter Tan.

Kasi Pelayanan Medis dokter Nur Hidayati mengatakan, pihak RSUD Kali Sari Batang sudah menyiapkan ruang isolasi atau kamar kusus untuk pasien difteri. Kamar itu sangat tenang, tidak banyak lalu lalang pengunjung rumah sakit, serta sirkulasi udara baik dan pencahayaannya juga terang.

“Ruangan relatif tenang, tidak ada akses pengujung yang ramai, pencahayaannya cukup dan udaranya pun cukup. Kami juga sudah siapkan hepafilter serta dilengkapi dengan alat pelindung diri,” jelas dokter Nur Hidayati.

Kompas TV Difteri sudah merenggut nyawa di Provinsi Banten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com